Laman

Selasa, 19 Oktober 2010

Hwang Jin Yi (Episode 22)

Niat putra mahkota untuk menghukum mati Jeong-han sudah bulat meski Gae-soo sudah berulang kali membujuk, dan memutuskan untuk menghadiri acara perjamuan. Bisa dibayangkan, bagaimana perasaan sang penguasa saat tahu bahwa penari yang berada ditengah adalah Myeong-wol.

Sambil membawa puisi buatannya, Myeong-wol terus menari meski diiringi pandangan marah para pejabat yang hadir. Efek yang diharapkan akhirnya terjadi, putra mahkota meneteskan air mata dan akhirnya memutuskan untuk membatalkan hukuman bati sekaligus menyelamatkan nyawa Jeong-han. Namun sebagai gantinya, Myeong-wol lah yang harus menanggung hukuman berat.

Sebelum ditarik ke dalam penjara, Mae-hyang menitipkan pesan pada Myeong-wol bahwa tarian perempuan itu telah membuat semua (termasuk mendiang Baek-moo) bangga. Siapa sangka bahwa selain Mae-hyang, Bu-yong, yang hatinya telah dibukakan dari ambisi, dan Gae-soo, yang mulai percaya terhadap ketulusan cinta, juga berlomba-lomba untuk menyelamatkan Myeong-wol.

Masih ada satu orang lagi yang tergugah oleh pengorbanan Myeong-wol : putra mahkota, yang ternyata pernah mencampakkan istrinya demi meraih kedudukan. Sang penguasa berniat untuk menyelamatkan sang gisaeng dan Jeong-han yang disayanginya, namun siapa sangka Myeong-wol malah menolak dengan alasan ingin kembali ke tempat pengajaran sesuai dengan takdirnya sebagai seorang penghibur.

Kembali ke tempat pengajaran, bisa dibayangkan bagaimana reaksi sang ibu begitu mendengar Myeong-wol telah menolak kemurahan hati putra mahkota dan berada dalam keadaan mengandung. Namun, Hyeong-geum tidak bisa berkata apa-apa ketika sang putri menegaskan bakal langsung menghilang selamanya begitu kabar tentang dirinya yang mengandung didengar oleh Jeong-han.

Sebagai usaha terakhir, Myeong-wol meminta bantuan Yi Saeng, yang ayahnya merupakan menteri yang selalu berseberangan dengan keinginan putra mahkota, untuk bisa kembali menjadikan Jeong-han sebagai menteri. Dengan imbalan kembali belajar untuk menjadi pejabat, permintaan itu akhirnya dikabulkan.

Sudah tentu, kembalinya Jeong-han sebagai pejabat membuat dirinya jadi pergunjingan banyak pihak. Namun hal itu sama sekali tidak diperdulikan oleh sang menteri, yang malah melangkahkan kakinya ke tempat pengajaran dan melihat Myeong-wol sedang menemani dua orang tamu keluar.

Usahanya untuk mengutus orang menemui Myeong-wol menemui jalan buntu, perempuan yang dicintainya itu menolak untuk bertemu muka. Siapa sangka, orang yang menghibur Jeong-han di saat-saat buruk adalah Gae-soo, yang kembali mengingatkan sang sahabat akan apa yang pernah diucapkan : Myeong-wol tidak bisa dimiliki siapapun.

Dengan siasatnya, Jeong-han berhasil menggiring Myeong-wol untuk menghiburnya. Masih berusaha untuk kembali memenangkan hati perempuan yang dicintainya itu, hati Jeong-han makin sakit karena keinginannya ditanggapi dingin oleh Myeong-wol. Sayang, niat tersebut gagal total karena belakangan Jeong-han mengetahui kalau Myeong-wol telah mengandung.

Sumber : http://www.indosiar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...