Laman

Rabu, 27 Oktober 2010

Chuno (Episode 3)


Lee Dae Gil dan Song Tae Ha berusaha menerjang senjatanya dengan senjata mereka masing-masing. Pertahanan mereka masing-masing juga bagus, serangan lawan bisa diatasi. Dae Gil baru kali ini benar-benar mendapat lawan (budak) yang tangguh.Dae Gil sempat terkena goresan sedikit di samping perutnya.


Dia kemudian membuka bajunya dan mengikat pedang dengan ditangannya. Dae Gil mencoba pertarungan jarak dekat.

Di sisi lain. Jendral Choi mengejar budak-budak lain yang, tapi mereka memang bukan tandingan Choi. 5 orang budak ditangani dengan mudah. Bahaya justru muncul dari luar. Cheon Ji Ho, seniornya yang benci pada Dae Gil ikut berburu budak yang sama. Dia dan anakbuahnya mengerahkan panah-panah mereka ke Tae Ha dan Dae Gil yang sedang bertarung. Mereka tidak peduli jika panah itu mengenai Dae Gil karena mereka membenci Dae Gil. Satu panah sudah berhasil mengenai Tae Ha. Namun akal bulus mereka segera ketahuan Jendral Choi, dia menodongkan tombaknya pada Ji Ho karena membahayakan Dae Gil.


Choi melihat rumput yang bergerak gerak mencurigakan dia melemparkan tongkatnya ke arah itu. Ternyata tongkat itu mengenai Dae Gil. Tae Ha sudah bergerak menjauh. Ini hari yang sial buat Dae Gil.

Choi merawat luka Dae Gil di rumah. Namun di luar isu yang beredar lebih heboh, mereka mengira Dae Gil sekarat. Wang Song segera pulang dan menangis dia pikir Dae Gil sekarat. Dae Gil masih segar hanya butuh istirahat. Dae Gil bercerita tentang ilmu pedang Tae Ha. baru pertama kali ini dia mendapat lawan yang ilmu bela dirinya keluar dari hati. Choi berusaha mencari tahu tentang latar belakang Tae Ha.

Tae Ha terkena panah di dada kanannya, dia sembunyi di tempat yang aman kemudian nekad mencabut panahnya sendiri.


Tae Ha lalu pergi ke makan putra mahkota. Dia mengingat saat dulu dia pernah berusaha membebaskan pangeran yang ditangkap China, tapi pangeran menghalanginya. Demi rakyat dia rela jadi tawanan, Tae Ha pun saat itu ikut ke China bersama pangeran. Tae Ha menangis di makam pangeran karena merasa gagal melindungi pangeran. Dia juga menyesal karena tidak membawakan arak dan sesaji lainnya untuk mendiang pangeran.


Wang Son beda lagi kesibukannya dia menunggu datangnya penari keliling ke kampung mereka. Para penari keliling sepertinya terkenal cantik dan bisa diajak kencan.
Para wanita tetnangga Dae Gil sibuk menggosip tentang Choi yang kalem ,cool dan misterius, mereka ke-geer-an.

Choi kembali berdiskusi dengan Dae Gil, dia mendapatkan banyak info tentang Tae Ha dan dia khawatir. Choi ingin mereka melepaskan tugas ini karena dirasa berbahaya, selain tangguh dia terlibat skandal politik yang jauh dari bayangan mereka.


Tetapi Dae Gil bersikeras dia bukan tipe orang yang bisa melepas sesuatu yang telah dia mulai, apapun resikonya. Mereka kemudian mencari Wang Son, mereka menggiring wang son yang kedapatan sedang bersenang-senang dengan penari keliling.

Malam hari ketika mereka telah mempersiapkan perjalanan mereka, datanglah seorang wanita menyelinap ke rumah mereka untuk bersembunyi dan dengan berani mengancam mereka bertiga untuk tidak memberitahukan keberadaannya pada orang lain. Wang Son mengenali wanita itu adalah seorang penari keliling. Dia kabur ketika tahu dirinya akan harus melayani lelaki hidung belang. Pemilik pari keliling dan pengawalnya datang menemui daegil dkk. Mereka menanyakan seorang wanita yang hilang
"Apa ada seorang wanita nakal lewat sini", kata pemilik/mucikari
Wang Son yang naksir wanita itu spontan berkata tidak. Jendral choi yang baik hati juga ikut menggeleng. Dae Gil terpaksa mendukung ke 2 orang temannya. Orang-orang itu tak percaya mereka sempat terlibat pertarungan. Tentu saja ke tiga jagoan bisa menang mudah.


Dae Gil akhirnya menemui wanita itu yang diketahui bernama Seol Hwa dan bermaksud mengusirnya. Tapi Seol Hwa memohon dan menangis dia tidak bisa pergi karena dia juga tak mau kembali menjadi penari dan ingin mencari orang tua kandungnya. Wang Son mendukungnya, Dae Gil terpaksa sementara menerima Seol hwa di rumah mereka. Malam itu Seol Hwa tidur di rumah mereka, Choi dan Dae Gil siap menghalangi Wang Son yang berusaha mengambil "untung" dari Seol Hwa.

Di tempat lain Eop Buk (budak yang pernah ditangkap Dae Gil) mengadakan pertemuan rahasia dengan budak-budak lain. Mereka berncana mengadakan pemberontakan. Seorang wanita yang menyukai Eop Bok ingin bergabung. Mulanya budak lain tak setuju tapi Eop Bok mendukungnya. Mereka mempunyai senapan dan orang pertama yang ingin Eop Bok bunuh adalah slave hunter Dae Gil.

Un Nyun mencari tempat bermalam, dia terpaksa bermalam dengan sekelompok pria. Dua orang pria mengincarnya diam-diam.
Ta jauh dari tempat itu Tae Ha mencari air dan mencuri makanan di dapur, dia terlihat lemah dan pucat karena luka dan kehilangan banyak darah.
Pagi hari saat bangun tae Ha berusaha mencari kuda dan pakaian, dia terpaksa melukai petugas dan kemudian mengamibl baju dan kudanya. Un Myun pagi itu juga melanjutkan perjalanannya. Dia diikuti 2 pria yang mengincarnya. Saat sepi dia disergap dua pria itu, mereka berusaha memperkosa Un Nyun. Un Yun berteriak minta tolong. Song Tae Ha yang melintas mendengar teriakan itu. Dia menolong Un Nyun, dengan sisa tenaganya dia melawan 2 pria brengsek itu. Setelah pria-pria itu dilumpuhkan dia pun terkapar di tanah.


Un Nyun bingung, dia akan minta tolong pada polisi yang lewat tapi Tae Ha mencegahnya.

Dae Gil dkk akan pergi untuk misinya mengejar Tae Ha. Saat Dae Gil telah di atas kudanya, Seol Hwa mencegatnya, dia ingin ikut bersama mereka.


Pada saat yang sama Eop Bok dkk menjalankan misinya. Eopbok di atas atap dengan senapannya mengarah pada Daegil. Dia menembak Dae Gil tepat di sisi dahinya. Dae Gil pun jatuh dari kuda dan terkapar di tanah.


(Di tempat terpisah Tae ha dan Dae Gil sama-sama terkapar ditemani wanita)

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...