Laman

Selasa, 19 Oktober 2010

Hwang Jin Yi (Episode 20)

Tidak terasa, tiga tahun telah berlalu sejak Myeong-wol memutuskan untuk kabur dari profesinya sebagai gisaeng dan pergi bersama Jeong-han. Selama itu pula, Gae-soo yang masih penasaran bolak-balik ke kediaman kelompok Song Do dan memberi tekanan pada para penghuninya.

Akibat uring-uringan, Gae-soo melampiaskan kekesalannya pada Mae-hyang dan Bu-yong. Padahal di tempat lain, Myeong-wol alias Ji-ni dan Jeong-han hidup bahagia di pinggir sebuah hutan meski sangat sederhana. Bahkan, usaha banyak pihak dengan menempelkan pengumuman tidak dapat mengubah keadaan.

Sikap Mae-hyang yang tetap kukuh memegang jabatan ketua membuat Bu-yong panas, apalagi ia tahu kalau sang guru lebih memfavoritkan Myeong-wol dan terus berusaha mencari rivalnya tersebut. Namun, tiga tahun mampu mengubah Bu-yong yang semula menghalalkan segala cara menjadi sosok yang memiliki sifat kompetitif tinggi.

Di tengah kebahagiaan yang dirasakan, Jeong-han tahu kalau diam-diam Myeong-wol yang selalu berada disisinya kehilangan masa-masa saat menjadi gisaeng terutama bermain kecapi. Untuk menutupi kegundahannya, Jeong-han berusaha memfokuskan perhatiannya dengan bekerja seperti rakyat kebanyakan dan mengajar baca-tulis.

Diam-diam, Jeong-han masih berusaha meneruskan cita-cita yang dimilikinya saat menjadi pejabat yaitu dengan menyebarkan rasa cinta yang begitu tinggi terhadap karya seni kepada rakyat. Saat pulang, tanpa sengaja iamelihat Myeong-wol meneteskan air mata saat menjemur pakaian. Dalam hati Jeong-han, ia sadar kalau perempuan yang dicintainya itu tidak bisa melupakan kehidupan di kelompok Song Do.

Ketenangan kehidupan kedua sejoli itu mulai mendapat gangguan ketika salah seorang murid Jeong-han mengajukan nama sang guru pada pejabat setempat. Dengan halus, Jeong-han menolak tawaran untuk mengabdi kepada negara dengan alasan dirinya berasal dari keluarga pejabat yang pernah dibuang.

Di saat Jeong-han yang mulai ikut memikirkan masa lalunya saat bersanding di sisi putra mahkota, Myeong-wol dikejutkan dengan kabar dari kelompok Song Do yang menyebut bahwa Hyeon-geum sang ibu sakit keras. Dengan bergegas, perempuan itu berniat pulang meski sudah diingatkan oleh Jeong-han bahwa bukan tidak mungkin semua merupakan bagian dari jebakan Gae-soo.

Secara kebetulan, kepergian mereka berbarengan dengan terbongkarnya masa lalu keduanya oleh pejabat setempat. Begitu kabar lokasi dimana Myeong-wol dan Jeong-han berada tersebar, berbagai pihak langsung sibuk termasuk pihak yang mendukung mereka di istana. Secara diam-diam, Mae-hyang mengutus orangnya ke kediaman Song Do.

Dengan menyamar, Jeong-han dan Myeong-wol berusaha mengendap-ngendap masuk ke kota namun gagal karena penjagaan anak buah Gae-soo yang begitu ketat. Keduanya akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan pihak kuil, dan secara tidak disengaja bertemu dengan rombongan Hyeon-geum yang juga hendak menuju tempat yang sama.

Bisa dibayangkan, bagaimana mengharukannya pertemuan antara ibu dan anak yang telah terpisah selama tiga tahun. Sayang reuni keduanya tidak bisa berlangsung lama, karena Gae-soo telah mencium rencana tersebut dan mengutus anak buahnya untuk menyusul ke kuil. Untungnya, Jeong-han dan Myeong-wol bisa keluar sebelum terlambat.

Karena tidak ada tempat tujuan, keduanya memutuskan untuk kembali ke desa tempat mereka sebelumnya tinggal. Sayang, disana para prajurit telah menanti. Begitu mendengar apa yang terjadi, Jeong-han yang sempat mampir ke sebuah tempat langsung bergegas pulang. Tujuannya cuma satu : jangan sampai Myeong-wol yang tertangkap.

Sumber : http://www.indosiar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...