Laman

Selasa, 30 November 2010

Becoming A Billionaire (Episode 18)

"Ayahku yang menyebabkan kecelakaan itu. Ayahku yang menyebabkan kematian ayahmu, " beber Shin Mi. Suk Bong terkejut mendengar ucapan Shin Mi. Ia bangun dan memegang lengan Shin Mi.
"Mana mungkin? Kau sedang bercanda, kan?" tanyanya tak percaya. Ia memandangi wajah Shin Mi berharap ia sedang mengatakan sebuah kebohongan.
"Maaf..." ucap Shin Mi lirih.
Suk Bong melepaskan tangannya. Ia lemas mendengar permintaan maaf dari Shin Mi. Berarti semua yang dikatakannya adalah benar. Airmata Shin Mi jatuh.

Ketua Kang membawa laporan pada Woon Suk mengenai Woo Byung Do. Ia mengatakan bahwa Byung Do sepertinya tertarik pada pertambangan logam mulia dan menduga kedekatannya dengan Suk Bong mempunyai tujuan tertentu. Woon Suk jadi ingat obrolannya dengan Tae Hee beberapa waktu yang lalu. Tae Hee pernah memperlihatkan anting-antingnya yang terbuat dari logam mulia langka. Ia juga mengatakan kalung Suk Bong juga terbuat dari logam yang sama.

Pagi hari Suk Bong masih di luar penginapan. Ia duduk termenung sambil menggenggam kalung miliknya. Ia sangat shock. Sulit baginya menerima kenyataan bahwa ayah dari wanita yang dicintainya adalah pembunuh ayah kandungnya. Suk Bong dilema.

Sementara Shin Mi di dalam kamar tampak melamun. Semalaman ia juga tak tidur. Ia mendekap kakinya. Wajahnya terlihat menderita. Ia tak tahu keputusannya tepat atau tidak dengan memberitahukan rahasia ini pada Suk Bong. Yang ia tahu ia harus siap jika Suk Bong juga ikut membenci dirinya.

Shin Mi pergi keluar. Ia melihat Suk Bong masih duduk di tempatnya. Ia hanya berani memandangi Suk Bong dari jauh.
Dalam perjalanan pulang, Suk Bong memilih duduk menjauh dari Shin Mi. Tatapan matanya kosong. Shin Mi menoleh padanya dengan pilu.

Di rumah Shin Mi langsung menemui ayahnya. Ia memberitahu ayahnya bahwa ia sudah mengungkapkan semuanya pada Suk Bong. Sudah tak ada rahasia lagi yang ditutup-tutupi.
"Apa aku melakukan hal yang benar?" tanya Shin Mi "Tentu saja tidak," lanjutnya setelah melihat kebisuan ayahnya.

Sun Na Young berpamitan pulang pada Tae Kyung untuk kembali ke panti asuhan. Mereka saling berjabat tangan. Na Young menasehati Tae Kyung untuk belajar dengan rajin agar menjadi orang sukses seperti ayahnya. Boo Kwi Ho senang Na Young memujinya. Na Young meminta Direktur Boo membantunya untuk menemukan ayahnya. Ia meminta Direktur Boo membuat janji dengan mengaitkan tangan mereka. Tiba-tiba Na Young mencium pipinya. Bo Kwi Ho tersenyum malu.

Choo Young Dal datang ke rumah sakit jiwa menemui Jeong Tae. Ia membawa Jeong Tae ke taman. Ia memberitahu bahwa putranya Woon Suk akan segera menikah dengan Tae Hee. Kemudian ia juga menanyakan masalah Chul Min pada Jeong Tae.

Sementara itu seorang pria berjas hitam yang diketahui sebagai mata-mata Choo Young Dal (yang suka ngawasin Suk Bong) diam-diam masuk ke kamar Joeng Tae. Ia menggeledah seluruh isi kamar itu untuk mencari sesuatu. Sepertinya Choo Young Dal memang sengaja menjauhkan Jeong Tae dari kamarnya.
mata-mata aja keren begini.
Pria itu mengacak-acak isi lemari Jeong Tae. Ia menemukan sebuah berkas di dalam map. Merasa berkas itu penting, pria itu mengambilnya. Kemudian ia juga menemukan sebuah kotak kayu. Di sudut kanan bawah kotak itu tertulis inisial nama pemiliknya : Kang C.M. Pria itu juga mengambil kotak itu.

Lee Jong Heon datang menemui Suk Bong dirumahnya.
"Karena adikku sulit bagiku untuk mengakui hal itu." Lee Jong Heon membuka obrolan. "Berpikir kau sebagai anak dari Chul Min membuatku tak punya keberanian untuk memberitahumu semua kesalahanku. Aku sedang mencari waktu yang tepat..."
Suk Bong memotong ucapan Lee Jong Heon dan langsung emosi. "Waktu yang tepat? Siapa yang memutuskan waktu yang tepat?" serunya. "Kau melakukan hal itu pada ayahku. Bahkan kau masih bisa memikirkan kapan waktu yang tepat. Sebenarnya kau sama sekali tak ada niat untuk mengatakan apa-apa. Benar, kan? Jika saja putrimu tak memberitahuku..." Suk Bong menghela nafas. Ia melanjutkan "Aku tidak akan tinggal diam!"
Lalu ia mengusir Lee Jong Heon dan ia beranjak pergi dari sana. Lee Jong Heon menahan lengannya.
"Kita perlu bicara. Aku akan menunggu sampai kau merasa lebih baik."
"Kau hanya mengkhawatirkan dirimu sendiri. Tidak mudah bagiku untuk menghapus rasa sakit itu di hatiku." ucap Suk Bong lalu pergi.
Shin Mi ternyata mengantar ayahnya kesana. Ia menggandeng ayahnya pergi dari sana. Suk Bong melihatnya dari jauh. Shin Mi menoleh padanya. Ia tahu Suk Bong belum bisa memaafkan ayahnya.
Sekedar informasi Shin Mi nggak pernah melepas bando pemberian Suk Bong. Ia selalu memakainya setiap hari. Bahkan saat tahu Suk Bong mungkin tak akan bisa bersamanya lagi. Keliatan kalau Shin Mi benar-benar menyukai Suk Bong.

Sepeninggal Lee Jong Heon, Suk Bong mabuk-mabukan di kamarnya. Byung Do masuk dan merampas botol minumannya. Suk Bong marah. Mereka saling berebut. Suk Bong menghentakan botol itu. Byung Do langsung jatuh tersungkur di atas kasur.

Shin Mi duduk di kursi dengan lemas. Ia melamunkan Suk Bong. Ia sedih Suk Bong tak mau memaafkan kesalahan ayahanya.


Mata-mata Choo Young Dal menyerahkan hasil yang ia dapat dari kamar Jeong Tae. Choo Young Dal memeriksa berkas itu. Berkas itu adalah surat kuasa milik Ha Jeong Tae.
"Mana yang asli?" tanya Choo Young Dal setelah memeriksa surat itu adalah salinan. Pria itu memberitahu bahwa ia tak menemukan surat yang aslinya, tapi ia menemukan sebuah kotak kayu disana. Lalu ia menyerahkan kotak itu. Choo Young Dal membuka kotak kayu itu. Ia terperanjat saat melihat kalung yang motifnya sama persis seperti milik Suk Bong di dalam kotak itu. Ia tahu kalung itu berarti ada sepasang. Yang satu tentu saja ada pada Suk Bong. Padahal kalung Suk Bong itu kabarnya hanya ada satu-satunya.

Suk Bong masih minum arak. Byung Do kembali merampas botol sojunya, tapi lagi-lagi ia jatuh tersungkur saat rebutan botol dengan Suk Bong.
"Kenapa? Sekarang adalah waktu yang tepat?" gumam Suk Bong yang sudah mulai mabuk. "Waktu yang tepat? Siapa yang memutuskan waktu yang tepat?"
Byung Do mendekat dan berhasil merampas botol soju dari tangan Suk Bong.
"Aku yang memutuskan sekarang waktu yang tepat." ucapnya sambil meneguk soju. "Sudah kuputusakan sekarang waktunya untuk mengungkapkan identitasku yang sebenarnya." Byung Do memandang Suk Bong dengan serius.

Shin Mi stress. Ia juga tengah minum-minum di ruang makan. Ia ingin menelepon Suk Bong, namun segera mengurungkan niatnya. Lee Jong Heon melihatnya dengan miris.
Bando dari Suk Bong gak pernah lepas dari kepala Shin Mi.
Woon Suk dan Tae Hee menghadap Boo Kwi Ho. Woon Suk ingin menunda rencana pertunangan mereka. Boo Kwi Ho kaget mendengar kabar ini.
"Aku tak mengerti. Apa yang kau bicarakan?" tanyanya marah.
"Aku ingin menunda acara pertunangan ini. Aku ingin memberi lebih banyak waktu untuk Tae Hee," jawab Woon Suk.
Tae Hee protes padanya. "Aku bilang tak perlu. Aku baik-baik saja. Lanjutkan saja apa yang sudah direncanakan." Lalu ia menoleh pada ayahnya. "Ayah, kau jangan khawatir."
Boo Kwi Hoo menayakan sebenarnya apa yang sudah terjadi sehingga mereka berniat menunda rencana pertunangan mereka. Tae Hee terus meyakinkan ayahnya bahwa tak terjadi apa-apa sampai ia keceplosan bilang bahwa ini bukan karena Suk Bong. Boo Kwi Ho langsung marah saat tahu Tae Hee masih berhubungan dengan Suk Bong.
"Aku sudah memperingatkanmu agar melupakan Choi Suk Bong." hardiknya. "Kau bilang kau tak bisa hidup tanpa Woon Suk, makanya aku sampai melakukan tindakan ekstrim untuk membawanya padamu!"
Tae Hee salah tingkah. Boo Kwi Ho menegaskan masalah ini bukan hal main-main. Lalu ia pergi dengan marah. Tae Hee memandang Woon Suk dengan rasa bersalah.Woon Suk memaksakan diri untuk tersenyum.

Byung Do mengajak Suk Bong bekerjasama mendirikan proyek tambang logam mulia.
"Kau mengerti sekarang. Aku sudah mempertaruhkan segalanya untuk bisnis loam mulia ini." beritahu Byung Do. Selama ini ia mencari partner untuk mendirikan usaha pertambangannya itu. Makanya ia kenal banget sama jenis logam dari kalung milik Suk Bong. Ia mengajak Suk Bong ke Jepang untuk membuat perjanjian kerjasama dengan perusahaan Jepang. Ia terus merayu Suk Bong agar bergabung dengannya. Suk Bong yang sudah mabuk menjawab pertanyaan Byung Do dengan asal. Pikirannya dipenuhi oleh Shin Mi. Obrolan mereka jadi nggak nyambung.

Pagi hari Byng Eo keluar teras. Ia melihat Suk Bong tertidur di dipan teras. Ia membangunkan Suk Bong yang tertidur setelah mabuk berat.

Sementara itu Shin Mi tertidur di meja makan. Ia masih memegangi gelas minumannya. Pengurus rumah menghampirinya dan membangunkannya.
"Ahgassi..."
Shin Mi bangun. Ia masih mabuk dan berdiri oleng. Pengurus rumah hendak membantunya, tapi Shin Mi menolak dan beranjak pergi ke kamarnya.

Pagi hari di Smart.
Suk Bong di dalam lift. Mun Dae Myung berlarian mengejar lift yang akan tertutup. Ia menyapa Suk Bong. Kemudian ia melihat So Jung dan menahan pintu lift untuknya. Di belakangnya Shin Mi menyusul. Suk Bong diam saja melihat Shin Mi. Ia tak menyapanya bahkan seakan tak mau bicara dengannya lagi. Shin Mi tersiksa dengan situasi ini.

Di ruangannya Shin Mi mengirim pesan pada Suk Bong.
'Aku di atap gedung saat jam makan siang.'
'Tidak. Tolong beri aku waktu untuk berpikir.'
Shin Mi terkejut membaca jawaban dari Suk Bong. Suk Bong benar-benar ingin menghindar darinya.
Shin Mi melamun. So Jung mengantarkan minuman padanya. So Jung bertanya padanya. Shin Mi hanya menjawab tak apa-apa.

Kepala Kang menghadap Woon Suk. Woon Suk memerintahkannya untuk menangani kartu Oil Free yang segera diluncurkan guna menyaingi kartu Echo Fashion milik Smart.

Shin Mi sudah mendengar kabar bahwa saingan berat mereka Boo Ho tengah bersiap meluncurkan kartu Oil Free yang memasang target para karyawan seperti kartu mereka. Ia mulai cemas kartu Smart tidak bisa bersaing dengan Boo Ho.
Suk Bong memasang stratergi baru dengan menggabungkan Win-Win Card dan Echo Fashion Card. Jadi target sasaran mereka bukan hanya para pekerja kantoran, tapi juga orang-orang yang siap terjun ke dunia kerja. Shin Mi tak setuju dengan usulan ini. Ia merasa Win-Win Card sudah gagal merebut pasar. Suk Bong menyakinkannya bahwa penggabungan dua kartu itu kali ini akan berjalan sukses.

Di ruang kerjanya Lee Jong Heon tengah memandangi foto dirinya da kedua sahabatnya. Ia mengingat masa lalunya saat terjadi kecelakaan yang menewaskan Chul Min.
Flash Back.
Lee Jong Heon muda terlihat sedang emosi. Ayah Suk Bong waktu masih muda tengah menenangkannya dan mengingatkannya pada proyek tambang yang mereka bangun bertiga dengan kerja keras.
"Proyek tambang ini tidak bisa berhenti sampai disini." ucapnya.
"Kau menyuruhku bekerja sama dengan orang yang mengganggu adik perempuanku? Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu padaku?" teriak Lee Jong marah lalu melayangkan pukulan padanya. Chul Min terjatuh dari atap gedung.

Suk Bong dikamarnya tampak termenung. Ia teringat cerita Lee Jong Heon saat memanggilnya ke rumahnya. Lee Jong Heon mengatakan Chul Min orang yang pemberani. Saat muda ia bersama Jeong Tae sudah memulai proyek tambang logam mulia. Kehebatannya belum ada yang menandingi. Bahkan jika proyek itu berhasil Korea bisa di sejajarkan dengan negara adikuasa yang lain. Lee Jong Heon bilang bahwa kedua sahabatnya Chul Min dan Jeong Tae memiliki tekad dan ambisi yang kuat.

Tim Smart mulai gencar melakukan promosi guna mengenalkan produk mereka Eco Card. Mereka membuka stand di pinggir jalan yang biasa dilalui para karyawan kantor dan membagi-bagikan brosur pada setiap orang yang lewat. Suk Bong melihat spanduk panjang yang mengiklankan kartu baru milik Boo Hoo Group.
Suk Bong pantang menyerah. Ia tetap bersemangat memperkenalkan kartu baru Smart pada setiap orang. Bahkan ia mendatangi restoran dimana para pekerja sedang makan siang. Tempat-tempat strategis seperti stasiun tak luput dari target mereka.

Sampai malam hari Suk Bong masih kerja lembur. Di sampingnya Mun Dae Myung tertidur karena kecapekan. Suk Bong menghampirinya dan membangunkannya. Mun Dae Myung bangun dan mengelap ilernya (euww..). Ia melihat hidung Suk Bong tiba-tiba mengeluarkan darah. Suk Bong belum sadar sampai Mun Dae Myung menyodorkan tissue padanya (di Korea mimisan menandakan bahwa seseorang bekerja terlalu letih).

Suk Bong tengah makan siang. So Jung ikut makan bersamanya. So Jung melihat Shin Mi datang dan mengajaknya bergabung bersama mereka. Shin Mi memandang Suk Bong yang mengacuhkannya. Ia merasa tak enak dan hendak pergi. Tiba-tiba Suk Bong berseru dan menyuruhnya untuk tetap duduk di tempatnya. Shin Mi patuh dan kembali duduk.

Shin Mi pergi ke atap gedung dengan membawa dua gelas kopi. Ia mencari Suk Bong disana. Tapi yang ia temui malah So Jung bersama Mun Dae Myung. Ia mendengar So Jung yang iri padanya karena dulu ia kerap kencan di atap gedung bersama Suk Bong. Ia pergi dari sana. Di tangga ia melihat Suk Bong tengah duduk melamun seorang diri. Shin Mi ragu-ragu untuk mendekat. Akhirnya ia memilih pergi dengan meletakkan gelas kopi di pinggiran tangga.
Suk Bong menoleh saat Shin Mi sudah pergi. Ia menaiki tangga dan menemukan gelas kopi yang taruh Shin Mi. Ia memegangi gelas kopi itu yang masih hangat.

Woon Suk memeriksa laporan yang dibawa Kepala Kang di kantornya. Ia marah pada Kepala Kang saat membaca hasil laporan bahwa kartu Smart diterima dengan baik di pasaran. Ia memadang dingin ke arah Kepala Kang yang cuma bisa menunduk ketakutan (abis tatapan mata Woon Suk serem banget).
Woon Suk lebih marah lagi saat tahu bahwa Suk Bong penggagas dari kartu itu. Kepala Kang mendapat informasi itu dari Ketua Yoo. Woon Suk tak terima Suk Bong ternyata memiliki kemampuan.
"Kau sepertinya belum mengerti. Walaupun tanganku sendiri, jika tak berguna aku bisa memotongnya!" ancamnya penuh emosi.

Woon Suk mengajak Suk Bong bertemu di sebuah kafe.
"Ternyata kau memiliki kemampuan yang tak biasa." komentar Woon Suk.
"Kau menyuruhku datang kesini untuk apa?" Suk Bong tak mau basa-basi.
Woon Suk mengatakan bahwa Suk Bong jangan menyia-nyiakan kemampuannya dengan bekerja di Oh Sung. Suk Bong langsung bisa menangkap kemana arah pembicaraan Woon Suk. Ia tahu Woon Suk masih menginginkannya bekerja padanya. Suk Bong kembali menegaskan bahwa ia tak mungkin pergi ke pihak Woon Suk. Ia juga mengingatkan Woon Suk agar jangan sampai menggangu Shin Mi.
Suk Bong bangun. Ia melangkah pergi, namun kembali lagi.
"Walaupun aku kecewa padamu, tapi aku ingin meninggalkan sedikit rasa kasihan padamu. Setidaknya aku tak mengingatmu sebagai orang yang licik." Lalu ia pergi.
Woon Suk tertawa getir mendengar ucapan Suk Bong.
"Kasihan..." ulangnya.

Ketua Yoo tengah melihat rekaman video anaknya yang masih bayi. So Jung mendekat dan ikut melihat video itu. Ia mengambil HP Ketua Yoo. Tiba-tiba terdengar bunyi HP berdering. So Jung memeriksa HP-nya dan tak ada panggilan masuk disana. Ia kebingungan mencari sumber bunyi itu yang bukan berasal dari HP-nya maupun HP Ketua Yoo yang sedang ia pegang. Sementara itu Ketua Yoo tampak panik. Ia berusaha menyembunyikan HP-nya yang lain yang berbunyi. HP itu khusus untuk menerima panggilan dari Woon Suk. So Jung heran Ketua Yoo memiliki dua buah HP (disini mah udah biasa punya dua bahkan tiga HP sekaligus). Ketua Yoo segera menyingkir untuk mengangkat panggilan di HP-nya. So Jung mulai curiga.

Shin Mi dan So Jung keluar kantor bersama-sama. So Jung memberitahu Shin Mi bahwa Ketua Yoo memiliki dua buah HP. Ia mencurigai Ketua Yoo punya selingkuhan (yah, kirain So Jung curiga kalo Ketua Yoo mata2 di Oh Sung). Mereka bertemu Suk Bong dan Mun Dae Myung di depan lift. So Jung menarik Mun Dae Myung dan mengajaknya turun melalui tangga darurat. Suk Bong masih mengacuhkan Shin Mi. Ia masih enggan berbicara dengan Shin Mi. Pintu lift terbuka. Mereka masuk dalam diam. Shin Mi tak tahan dan bertanya pada Suk Bong.
"Berapa lama kau akan berpikir? Apa yang kau pikirkan..." ucapan Shin Mi tertahan saat pintu lift terbuka dan Suk Bong keburu keluar untuk menghindarinya.
Shin Mi mengejarnya dan mencoba menahannya. Tapi Suk Bong sama sekali tak mau berbicara dengannya dan memilih pergi.
So Jung dan Mun Dae Myung turun melalui tangga. Di bawah ia melihat Ketua Yoo tengah menerima telepon dari seseorang. So Jung menguping pembicaraanya. Ia meletakkan telunjuknya di bibir, memberi isyarat pada Mun Dae Myung agar jangan berisik. Ia kira Ketua Yoo sedang menelepon selingkuhannya. Tapi mereka berdua kaget mendengar percakapan Ketua Yoo yang menyebut-nyebut bahwa dirinya yang mencuri data-data Smart dulu dari komputer Mun Dae Myung. Mereka sadar Ketua Yoo selama ini mengkhianati Smart dengan bekerja sama dengan Fontier Group untuk menjatuhkan Oh Sung.
Ketua Yoo menutup teleponnya. Ia terperangah saat melihat So Jung dan Mun Dae Myung telah mendengar pembicaraannya di telepon tadi.

Berita mengenai kecurangan Woon Suk sudah menyebar di media masa. Hal ini juga mempengaruhi nama baik Boo Ho. Boo Kwi Ho membaca koran itu di kantornya dan sangat marah saat tahu Imperial Card mencuri ide milik Smart.

Boo Kwi Ho memanggil Woon Suk. Ia marah besar dengan melemparkan koran yang dibawanya ke arah Woon Suk.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin membuat Boo Ho bangkrut?"
"Maaf..." sesal Woo Suk.
Boo Kwi Ho sudah terlanjur marah. Ia memutuskan pertunangan putrinya dengan Woon Suk.
Choo Young Dal masuk kesana dan berusaha meredakan emosi Boo Kwi Ho. Boo Kwi Ho malah makin kalap. Ia menuduh Choo Young Dal yang mengajari Woon Suk mencuri data dari Smart.
Tae Hee yang juga sudah mendengar berita itu juga datang kesana. Ia berteriak marah pada ayahnya yang mengatai Woon Suk seorang pencuri. Ia juga bilang bahwa ayahnya pernah melakukan tindak pencurian juga. Boo Kwi Hoo salah tingkah. Ia berasalan mencuri anting-anting itu karena terpaksa. Tae Hee membela Woon Suk bahwa ia juga melakukan hal itu untuk menyelamatkan Frontier yang sedang kolaps. Tae Hee meminta ayahnya memaafkan kesalahan Woon Suk.
"Kau harus memaafkannya. Kalau kau tak memaafkannya, aku benar-benar akan memberikan hatiku pada Choi Suk Bong," ancam Tae Hee, tapi segera menyesali ucapannya yang kelepasan bicara. Ia menepuk keningnya dan berkata kepalanya pusing. Boo Kwi Ho juga kesal mendengar ucapan asal Tae Hee dan segera menariknya pergi.
Setelah mereka pergi, Choo Young Dal langsung memarahi Woon Suk (bapaknya Woon Suk bisanya marah2 doank, gak kasihan apa sama anaknya). Woon Suk kesal dan pergi meninggalkan ayahnya.

So Jung menyerahkan uang pesangon pada Ketua Yoo. Mereka bertemu di Kafe Ainas. Ketua Yoo sudah di pecat dari Smart. So Jung menyampaikan amanat dari Shin Mi untuk memberinya pesangon. Ketua Yoo sangat malu. Ia sudah berkhianat, tapi Shin Mi masih mau memberinya uang.

Hasil peluncuran Echo Card sukses besar. Hal ini juga terpengaruh dari berita miring mengenai kartu Boo Ho yang sedang tersandung kasus. Mun Dae Myung optimis kartu mereka bisa menempati peringkat pertama mengalahkan Boo Ho yang selama ini menjadi saingan terberat mereka. Semua bertepuk tangan. Mun Dae Myung juga meminta mereka memberi applaus untuk Suk Bong. Karena Suk Bong lah yang bekerja tanpa letih untuk kesuksesan Smart. Mereka memberikan applaus untuk Suk Bong. Suk Bong berdiri dan mengucapkan terimakasih.
Shin Mi bangkit dan mendekat ke arah Suk Bong. Ia memberi selamat kepada Suk Bong dengan mengulurkan tangannya.
"Choi Suk Bong, terima kasih sudah bekerja keras."
Suk Bong mengulurkan tangannya juga dan menjabat tangan Shin Mi.

Woo Byung Do yang selama ini tinggal di rumah Suk Bong punya maksud ingin mengajak Suk Bong berbisnis. Byung Eo juga membenarkan tujuan ayahnya yang bahkan tega membuangnya. Suk Bong heran mengapa ia orang yang terpilih. Byung Do menyuruhnya bertanya pada kalungnya saja. Dulu ketika Byung Do menemukan kalung Suk Bong ditempat pemancingan, ia tahu bahwa kalung Suk Bong istimewa. Dan ia sudah menetapkan Suk Bong sebagai partnernya.
Suk Bong menyetujui ajakan Byung Do dan mengingatkannya agar tak membohonginya.

Di kantor Shin Mi terkejut saat melihat surat pengunduran diri dari Suk Bong. Ia berlari keluar dan mendapati Suk Bong sudah tak ada di mejanya. Lalu ia mengejarnya keluar gedung dan sedih saat tahu Suk Bong benar-benar telah pergi.

Tae Hee bersama Sekretaris Yoon mendatangi rumah Suk Bong. Suk Bong belum pulang. Byung Do mengajak Sekretaris Yoon masuk. Tae Hee langsung melarangnya dan menyuruhnya diam ditempat. Akhirnya Suk Bong muncul.
Tae Hee mengajak Suk Bong berbicara di sebuah kafe. Ia marah pada Suk Bong. Ia menganggap Suk Bong yang membuat Woon Suk berbuat seperti itu. Suk Bong membela diri dengan mengatakan Woon Suk menanggung akibat karena perbuatannya sendiri. Tae Hee makin kesal.
"Aku peringatkan padamu agar jangan menyusahkanku lagi dan Woon Suk." ancam Tae Hee. "Kau jangan lagi masuk ke dalam hatiku. Jika kau berani melakukan hal itu. Terlihat lebih tampan dari Oppa Woon Suk. Aku akan membuatmu...." Tae Hee melayangkan tinjunya di udara. Tapi ia berhenti dan menyadari ia kelepasan bicara lagi. Suk Bong cuma bengong saja melihatnya.
Tae Hee menutup wajahnya karena malu dan mengajak Sekretaris Yoon cepat pergi. Ia bangun dengan tergesa-gesa dan membuatnya tersandung. Suk Bong menangkap tangannya. Tae Hee kesal Suk Bong tak mengerti ucapannya barusan. Ia segera pergi dari sana.
Suk Bong mendapat panggilan dari Lee Jong Heon.

Lee Jong Heon mengajak Suk Bong bertemu sambil meminum arak. Ia hendak menuangkan arak ke gelas Suk Bong, tapi Suk Bong menolak. Ia berkata belum percaya pada Presdir Lee. Lee Jong Heon membahas masalah pengunduran diri Suk Bong dari Smart. Ia mengomentari pasti keputusan Suk Bong keluar karena dirinya. Ia berkata Suk Bong lebih bersikap tegas daripada ayahnya Chul Min.

Shin Mi mabuk-mabukan di sebuah kedai ditemani So Jung. Ia sedang bersedih karena Suk Bong keluar dari Smart. Bicara Shin Mi sudah ngelantur. So Jung prihatin melihat Shin Mi yang sudah mabuk berat.

Suk Bong menuangkan arak untuk Presdir. Ia mengangkat gelasnya dan meminta Presdir juga menuangkan arak untuknya.
"Tuangkan arak untukku. Bukan sebagai teman ayahku, Presdir Oh Sung. Aku ingin menerima arak ini dari tangan seorang ayah wanita yang kucintai."
Presdir kaget melihat keberanian Suk Bong. Ia menuangkan arak untuknya. Suk Bong meminum arak itu.
"Terima kasih." ucapnya. "Sudah melahirkan orang yang sangat kucintai.
Lalu Suk Bong mulai berbesar hati memaafkan semua kesalahan Lee Jong Heon pada ayahnya. Ia melakukan itu karena Shin Mi. Karena ia mencintai putri Lee Jong Heon.
"Ini adalah ketulusan hatiku." ucap Suk Bong dengan mata berkaca-kaca.

Suk Bong berjalan sendirian. Ia duduk dibawah tangga. Ia teringat saat dirinya datang ke sungai Han bersama Shin Mi. Lalu ia mengambil HP-nya dan berniat menelepon Shin Mi. HP-nya lowbad. Ia mencoba menghubungi Shin Mi.


Setelah minum-minum, Shin Mi pergi ke tempat karoke. Ia menyanyi. Airmatanya mulai tumpah. Shin Mi terus saja menyanyi sambil menahan tangisnya. So Jung hanya bisa melihatnya dengan miris (jadi pengen ikutan nangis).
HP-nya bunyi. Panggilan dari Suk Bong. Tapi ia tak mendengar karena teredam suara musik di tempat karoke.

So Jung membawa Shin Mi pulang dalam keadaan mabuk. Pengurus rumah membantunya membawa Shin Mi ke kamar. Mereka membaringkannya di tempat tidur. Presdir Lee masuk. Ia prihatin melihat keadaan putrinya. Apalagi Shin Mi sampai mengigau.

Shin Mi terbangun. Ia memeriksa HP-nya dan terkejut mendapat SMS dari Suk Bong 'Aku ada di bawah jembatan dekat sungai Han yang pernah kita datangi bersama.'
Shin Mi segera pergi kesana untuk menemui Suk Bong. Sesampainya di tempat itu, ia tak menemukan Suk Bong disana. Suk Bong telah pergi.

Pagi-pagi So Jung datang ke rumah Suk Bong dan hanya bertemu Byung Eo yang memberitahunya bahwa Suk Bong subuh tadi pergi ke Jepang bersama ayahnya. So Jung melaporkan hal ini pada Shin Mi yang menunggunya di dalam mobil. Ia memberitahu Suk Bong ada urusan pekerjaan disana. Shin Mi kesal dan melepaskan bando pemberian Suk Bong.

Suk Bong dan Byung Do pulang dari Jepang. Mereka dijemput oleh Pengurus rumah. Mereka baru saja menandatangani kontrak dengan investor dari Jepang untuk proyek tambang logam mulia yang mereka kerjakan. Pengurus rumah mengajak Suk Bong dan Byung Do ke kantor baru mereka.
"Silahkan Direktur Choi Suk Bong dan Manager Woo Byung Do." ucap Pengurus rumah mempersilahkan mereka masuk mobil.

Lee Jong Heon menyuruh Shin Mi mengembalikan cincin yang selama ini di simpannya pada Jeong Tae. Ia merasa sahabatnya itu lebih berhak menyimpan cincin itu. Tapi ia tak berani mengembalikan cincin itu langsung padanya. Makanya ia mengutus Shin Mi.
Shin Mi membawa mobilnya ke rumah sakit jiwa.

Di taman rumah sakit Suk Bong tengah memainkan gitar untuk Jeong Tae. Dokter disana mengatakan kesehatan Jeong Tae belakangan ini membaik. Moodnya selalu bagus jika mendengar musik romantis.
Dengan senang hati Suk Bong mau menghibur Jeong Tae. Sementara itu Jeong Tae melukis wajah Suk Bong.

Shin Mi sudah sampai di rumah sakit. Ia melihat Suk Bong ada disana bersama Jeong Tae. Ia mengurungkan niatnya bertemu Jeong Tae dan berbalik untuk pergi dari sana.
Suk Bong menyadari kehadiran Shin Mi. Ia mengejarnya dan menyanyikan lagu untuknya. Shin Mi terus berjalan tanpa menoleh pada Suk Bong. Suk Bong mengikutinya sambil terus menyanyi. Kemudian ia menghadang Shin Mi berdiri di depannya. Perlahan Shin Mi mulai tersenyum mendengar nyanyian Suk Bong.
Suk Bong membawa Shin Mi duduk di depan Jeong Tae. Ia minta Jeong Tae melukis mereka berdua. Shin Mi malu dan memukul Suk Bong. Jeong Tae tersenyum.
"Cantik," komentarnya tiba-tiba. Suk Bong dan Shin Mi saling menatap.

Suk Bong menggandeng tangan Shin Mi berjalan-jalan di sekitar taman. Shin Mi ngambek saat tahu Suk Bong tak akan kembali bekerja di Smart.

Jeong Tae memperlihatkan foto muda dirinya, Lee Jong Heon dan Chul Min. Ia menunjukkan Lee Jong Heon saat masih muda pada Shin Mi. Shin Mi berkomentar bahwa dulu rambut ayahnya masih banyak (hihi...kalo sekarang kan udah botak). Lalu Jeong Tae menunjuk foto Chul Min.
"Ayahku ganteng, kan," ucap Suk Bong bangga.
Shin Mi menunjuk foto pria yang berada di tengah.
"Kalau begitu, ini adalah...."
"Bukankah sudah ada di depan mata. Pria itu adalah Ha Jeong Tae." Suk Bong yang menjawab pertanyaan Shin Mi (Nah lo, itu kan ayahnya Suk Bong??? liat Eps 1deh).
"Kau tampan juga waktu masih muda," komentar Suk Bong.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...