Senin, 18 Oktober 2010
Hwang Jin Yi (Episode 7)
Baek-moo yang pertama kali diberitahu mengira kalau Ji-ni hanya emosi sesaat, namun wajahnya langsung berubah ketika sang murid memperlihatkan tali harpa yang telah putus. Menyebut kalau hanya ingin menjadi pelayan biasa, Ji-ni terkejut ketika mendengar Baek-moo menyetujui permintaannya.
Namun sebagai syaratnya, Ji-ni harus menghadiri pesta yang digelar oleh gubernur wilayah (yang juga ayah Gae-yeon) dimana banyak pejabat hadir. Selain menari, ia juga harus melepas tali rambutnya, yang menandakan penyerahan malam pertama seorang gisaeng pada pria. Sudah tentu permintaan itu ditolak, namun Baek-moo dengan tegas mengatakan bahwa bila Eun-ho serius, maka pemuda itu akan berusaha untuk bersaing mendapatkan Ji-ni.
Meski terlihat kejam, Baek-moo ternyata punya maksud baik yaitu menguji sejauh mana Eun-ho mencintai Ji-ni. Hyeon-geum sendiri sempat protes mendengar perlakuan yang diberikan pada sang putri, namun hanya bisa terdiam karena penjelasan yang disampaikan Baek-moo sangat masuk akal.
Bisa dibayangkan, bagaimana sedihnya Ji-ni ketika mendengar tubuhnya dijadikan taruhan (terutama setelah dengan mata kepala sendiri melihat bagaimana Eun-ho berusaha keras belajar menjadi orang biasa). Yang paling merasa bersalah adalah Hyeon-geum, yang sambil memeluk Ji-ni meminta maaf karena sang putri dilahirkan dari rahim seorang gisaeng.
Tidak ingin Ji-ni bernasib sama dengannya, Hyeon-geum dan pria yang biasa mendampinginya memutuskan untuk menemui Eun-ho dan memberitahu apa yang bakal terjadi. Dengan wajah yang tegas, Eun-ho menolak menjadikan Ji-ni sebagai selir, salah satu opsi yang paling mungkin dilakukan, dan menyebut bakal sekuat tenaga membujuk kedua orangtuanya untuk menerima gadis itu sebelum semuanya terlambat.
Kekuatiran Eun-ho makin menjadi ketika mendengar kabar dari Gae-dong kalau Ji-ni dan beberapa calon gisaeng lainnya pindah ke tempat terpencil untuk berlatih keras. Rupanya Baek-moo tidak main-main, ia benar-benar menggembleng murid-muridnya dengan sejumlah latihan berat yang bahkan mampu membuat Mae-hyang ketar-ketir.
Kekuatiran Mae-hyang sendiri cukup beralasan, rupanya Baek-moo bakal melakukan tarian burung bangau yang diciptakan oleh guru mereka dan dijamin bakal membuat siapapun yang melihat terpukau. Bu-young yang mendengarkan penuturan gurunya semakin kuatir, apalagi ketika diberitahu kalau tarian legendaris tersebut bisa mengancam keinginan mereka memenangkan kompetisi.
Dasar licik, Mae-hyang memutuskan untuk mencuri start dengan menampilkan tarian murid-muridnya didepan para pejabat yang salah satunya adalah Gae-soo. Siapa sangka, aksi tersebut hanya mendapat tanggapan dingin dari Gae-soo yang dikenal memiliki cita rasa seni tinggi sambil menyebut bahwa aksi tersebut sama sekali tidak menarik.
Sementara itu di pinggir air terjun, latihan keras ala Baek-moo masih terus berlanjut. Meski sangat menderita, Ji-ni menjadi satu-satunya murid yang masih bertahan dalam posisi digantung dengan keringat yang semakin deras menetes sambil terus melakukan gerakan bangau yang diminta sang guru.
Berkat nasehat sang guru, Bu-young akhirnya sukses memikat Gae-soo namun sayang kesalahan fatal dilakukan gadis itu. Saat si mangsa telah berhasil ditangkap, Bu-young malah menyampaikan permintaan yang membuat Gae-soo berkata dengan pedas kalau dirinya paling benci dengan perempuan yang haus kekuasaan.
Sumber :
http://www.indosiar.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar