Keruan saja, Jeong-han terluka dan tidak sadarkan diri. Dengan panik, Myeong-wol membawa pria itu kekamarnya. Mendengar insiden tersebut, Baek-moo langsung marah besar dan melabrak dua orang muridnya yang dicurigai. Namun, ia cuma bisa terperangah bahwa meski punya niat, ternyata aksi dua muridnya telah didahului orang lain.
Tak jauh dari sana, Bu-yong langsung menampar dua orang murid Mae-hyang yang ternyata memang dalang dari aksi yang nyaris membuat celaka Myeong-wol. Kekesalannya semakin menjadi saat tahu kalau aksi tersebut ternyata ide dari kakak seperguruannya dan sebelum pergi, ia menyebut tidak butuh bantuan dari orang lain untuk menghadapi Myeong-wol. Sayang, sang guru Mae-hyang malah mengira Bu-yong yang berniat mencelakakan Myeong-wol.
Begitu sadar dari pingsannya, Jeong-han langsung berniat keluar dari kamar Myeong-wol karena tidak ingin menyusahkan gisaeng itu. Melihat wajah Myeong-wol yang begitu sedih, Jeong-han hanya bisa menyesalkan niat perempuan yang diam-diam dikaguminya itu yang dianggap begitu bernafsu merebut tampuk pimpinan dunia gisaeng.
Keesokan harinya, Jeong-han mengadakan rapat dengan memanggil Baek-moo dan Mae-hyang sambil menyatakan niatnya untuk mengusut perkara yang terjadi di malam sebelumnya. Namun, dengan cepat Baek-moo menolak dan menyebut siap bertanggung jawab. Akhirnya Jeong-han pasrah, namun ia mengancam siap mengusir dua pimpinan itu bila kasus serupa terjadi lagi.
Semangat Myeong-wol memang luar biasa. Meski mengalami kejadian yang nyaris merenggut nyawanya, ia telah mulai berlatih tarian pedang sejak pagi hari dan aksinya membuat para gisaeng (termasuk Bu-yong) terbelalak tidak percaya. Sudah tentu, kengototan Myeong-wol membuat Jeong-han keheranan, apalagi melihat sikap permusuhan gisaeng itu kepada Baek-moo sang guru meski keduanya memiliki sifat yang nyaris sama.
Begitu mendengar latar belakang permusuhan mereka, Jeong-han cuma bisa menatap tidak percaya sambil menghela napas. Sementara itu, kedekatan Jeong-han dan Myeong-wol membuat Gae-soo semakin panas, apalagi demi melihat keduanya berduaan di sebuah tempat peristirahatan.
Berniat untuk membalas kebaikan Jeong-han dengan memainkan harpanya, tanpa terasa air mata Myeong-wol menetes demi melihat sang menteri yang mengingatkannya pada sosok Eun-ho yang telah tiada. Sambil menghapus air matanya, Myeong-wol pamit dan meminta ijin untuk mengakhiri kolaborasi keduanya.
Hati yang gundah membuat gerakan tarian pisau Myeong-wol berantakan sampai-sampai ia berulang kali dihukum oleh Mae-hyang, bahkan Baek-moo cuma bisa tersenyum tipis sebelum mencela muridnya tersebut. Mulai mengerti apa yang terjadi, Mae-hyang langsung meminta Myeong-wol berganti pakaian pelayan dan mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan seorang pelayan.
Saat menjalankan tugas, ia dibawa secara paksa oleh orang-orang suruhan Gae-soo. Kembali mengandalkan kekuasaan yang dimilikinya, Gae-soo menyebut siap membuat musuh-musuh Myeong-wol termasuk Baek-moo untuk bertekuk lutut dihadapannya. Apes baginya, dengan dingin gisaeng itu menolak dan menyebut bisa meraih semuanya dengan usaha sendiri.
Begitu kembali, Myeong-wol langsung dimarahi oleh Mae-hyang saat berusaha melatih tarian pedang dan diminta untuk meneruskan pekerjaannya sebagai pelayan. Ketika berhadapan dengan Baek-moo, Mae-hyang menyebut akhirnya tahu apa alasan tarian bangau diturunkan ke sang kakak seperguruan, dan menyebut siap mengubah kekerashatian Myeong-wol.
Disaat Gae-soo berusaha mendekati Dan-shim untuk mengetahui kelemahan Myeong-wol, gisaeng yang menjadi pembicaraan itu akhirnya menemukan kesalahan yang dilakukan saat tarian pisau : ia terlalu egois dan tidak memperhatikan gerakan rekan-rekannya. Setelah menghadap Mae-hyang, Myeong-wol mendatangi Bu-yong dan meminta diberi satu kesempatan lagi.
Bisa ditebak, Myeong-wol akhirnya bisa menyelaraskan gerakan dengan Bu-yong dan rekan-rekannya yang lain. Namun dibalik kesuksesannya, Jeong-han yang diam-diam sudah tahu latar belakang Myeong-wol mengingatkan satu hal : untuk bisa dinikmati dan dikenang gerakannya, seorang penari harus menari dengan perasaan.
Begitu kembali ke kamar, Jeong-han telah ditunggu oleh Bu-yong, yang diam-diam telah menguping pembicaraannya dengan Myeong-wol. Terang-terangan mengaku sangat menyukai pria itu, hati Bu-yong sangat terpukul saat cintanya ditolak. Seketika itu juga ia langsung memikirkan satu hal : bagaimana menghancurkan Myeong-wol.
Sumber : http://www.indosiar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar