Saat bangun, Eun-seok keheranan saat tahu dirinya telah berada di rumah, dan perasaannya makin kacau saat ketika sang ibu melarangnya kembali ke rumah sakit. Namun, tekadnya sudah bulat meski belakangan Joon-seong juga hadir untuk membujuknya.
Bok-gu terus menunggui Min-joo sepanjang hari, sampai-sampai ia tertidur di rumah sakit. Ia langsung terbangun saat merasakan tangan sang kakak membelainya. Sebelum pergi untuk selamanya, Min-joo sempat membisikkan sesuatu di telinga adiknya.
Berlari seperti orang kesetanan, Eun-seok terlambat dan mendapati Min-joo telah terbujur kaku saat sampai di rumah sakit. Kembali pingsan untuk kesekian kalinya, setelah sadar gadis itu cuma bisa menyesali apa yang terjadi saat menatap foto pria yang pernah begitu dicintainya itu.
Yang paling terpukul adalah Bok-gu, yang merasa dirinya dikhianati sang kakak. Kembali ke sifat lamanya yang begitu gampang marah, ia kembali teringat akan ucapan terakhir Min-joo, yang meminta supaya Bok-gu tidak lagi membuat Eun-seok menangis karena gadis itu sangat mencintainya.
Gara-gara melampiaskan amarahnya dengan memukul seseorang, Bok-gu dibawa ke kantor polisi dan nyaris saja ditahan. Beruntung, Da-jeong muncul untuk menebusnya. Sadar kalau hal tersebut dilakukan karena merasa bersalah atas kematian Min-joo, gadis itu meminta Bok-gu untuk berhenti merasa bersalah.
Cara yang digunakan Eun-seok lain lagi, ia menutupi kesedihannya dengan berpura-pura gembira dan menerima ajakan Joon-seong. Namun belakangan gadis itu sadar apa yang seharusnya dilakukan, dan menyusul Bok-gu yang berada di puncak sebuah gedung.
***
Tidak perduli dengan sikap dingin Bok-gu, Eun-seok terus membuntutinya sambil memohon diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama meski hanya untuk sekedar minum teh. Diam-diam setelah berpisah, Bok-gu memukuli dua orang yang sempat menghina Eun-seok.
Kembali berurusan dengan polisi, Da-jeong yang melihat kondisi mengenaskan Bok-gu tidak tahan lagi dan langsung melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka, pria itu belakangan malah meminta supaya gadis itu tidak memperdulikannya lagi karena telah berulang kali berkhianat. Kemudian, Bok-gu menggendong Da-jeong, yang terduduk lemas karena sudah beberapa hari tidak makan, pulang.
Setelah berpisah, Eun-seok tidak berhenti memikirkan keadaan Bok-gu dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu. Sempat berubah pikiran di saat terakhir, dari salah seorang rekan ia diberitahu tentang kondisi Bok-gu yang mengenaskan, dan akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri.
Kejadian tersebut membuat Eun-seok sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih terluka darinya akibat kematian Min-joo, dan Bok-gu telah berbohong saat mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia hanya bisa menahan tangis saat memperhatikan pria itu yang tergolek di ruangan karaoke.
Hal itu dilihat Da-jeong yang semula berniat untuk membawa Bok-gu pulang, dan air mata gadis itu kembali jatuh. Memutuskan untuk bicara dengan Eun-seok, ia memberitahu bagaimana kondisi terakhir pria terakhir yang sama-sama mereka cintai, memohon supaya sang 'rival' mau menolong Bok-gu dan berjanji akan menghilang setelah itu.
Keruan saja, Eun-seok merasa bersalah dan merasa dirinya sebagai penyebab keretakan hubungan Bok-gu dan Da-jeong. Dengan gontai ia melangkah kembali ke mobil, dan hatinya sempat berhenti berdetak saat ponselnya berbunyi. Di ujung sana, Bok-gu berpesan supaya Eun-seok tidak lagi menangis dan menjaga kesehatannya.
Namun, apapun yang diucapkan tidak mampu menghilangkan perasaan sakit yang dirasakan Bok-gu akibat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Begitu juga dengan Eun-seok, yang perubahan sikapnya membuat pihak keluarga begitu kuatir.
Kembali berurusan dengan polisi, Da-jeong yang melihat kondisi mengenaskan Bok-gu tidak tahan lagi dan langsung melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka, pria itu belakangan malah meminta supaya gadis itu tidak memperdulikannya lagi karena telah berulang kali berkhianat. Kemudian, Bok-gu menggendong Da-jeong, yang terduduk lemas karena sudah beberapa hari tidak makan, pulang.
Setelah berpisah, Eun-seok tidak berhenti memikirkan keadaan Bok-gu dan memutuskan untuk mengunjungi pria itu. Sempat berubah pikiran di saat terakhir, dari salah seorang rekan ia diberitahu tentang kondisi Bok-gu yang mengenaskan, dan akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri.
Kejadian tersebut membuat Eun-seok sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih terluka darinya akibat kematian Min-joo, dan Bok-gu telah berbohong saat mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia hanya bisa menahan tangis saat memperhatikan pria itu yang tergolek di ruangan karaoke.
Hal itu dilihat Da-jeong yang semula berniat untuk membawa Bok-gu pulang, dan air mata gadis itu kembali jatuh. Memutuskan untuk bicara dengan Eun-seok, ia memberitahu bagaimana kondisi terakhir pria terakhir yang sama-sama mereka cintai, memohon supaya sang 'rival' mau menolong Bok-gu dan berjanji akan menghilang setelah itu.
Keruan saja, Eun-seok merasa bersalah dan merasa dirinya sebagai penyebab keretakan hubungan Bok-gu dan Da-jeong. Dengan gontai ia melangkah kembali ke mobil, dan hatinya sempat berhenti berdetak saat ponselnya berbunyi. Di ujung sana, Bok-gu berpesan supaya Eun-seok tidak lagi menangis dan menjaga kesehatannya.
Namun, apapun yang diucapkan tidak mampu menghilangkan perasaan sakit yang dirasakan Bok-gu akibat ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Begitu juga dengan Eun-seok, yang perubahan sikapnya membuat pihak keluarga begitu kuatir.
TAMAT
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar