Sadar kalau keadaan yang sekarang membuatnya sulit bersaing dengan Gong-chan, Jeong-woo meminta ijin pada sang ibu untuk bisa terbang ke Amerika dan mempelajari banyak hal sebelum kelak kembali. Melihat tekad putranya yang begitu kuat, wanita setengah baya itu menghadap Seol-woong dan berbalik sikap : ia berharap sang kakek menyetujui hubungan Jeong-woo dengan Yoo-rin.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Gong-chan dengan berani mengakui ketertarikannya terhadap Yoo-rin. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Gong-chan dengan berani memegang tangan Yoo-rin dan berjanji tidak akan melepaskan gadis itu sampai kapanpun.
Ketika hendak kembali, Gong-chan mendadak mendapat telepon yang mengabarkan kalau wartawan telah berkumpul di kantor untuk mengkonfirmasi soal perpisahannya dengan Seo-hyoon. Sebelum menghadapi semuanya, pemuda itu meminta wanita yang dicintainya itu untuk hanya mempercayai ucapan Gong-chan.
Bisa ditebak, berita perpisahan Gong-chan dan Seo-hyoon akhirnya menyebar dan membuat Seol-woong memarahi sang cucu habis-habisan. Kemarahan sang kakek makin memuncak saat Gong-chan menolak usulnya soal pembalikan sejumlah harta atas nama Yoo-rin, ia mengira pemuda itu sudah berubah menjadi tamak.
Tentu saja, yang paling sedih adalah Yoo-rin saat tahu Gong-chan dimarahi demi melindungi dirinya supaya tidak bergabung dengan keluarga Seol-woong. Demi menghibur hati pemuda itu (setelah sempat menoleh ke kiri dan kanan), Yoo-rin menarik Gong-chan ke sebuah taman dan disana melakukan hal yang tak terduga sama sekali.
Posisi Gong-chan untuk bisa bersama Yoo-rin semakin sulit karena kabar yang menyebutkan cucu perempuan yang dicari Seol-woong telah meninggal, namun di Jepang ia mendapat berita kalau ternyata semua itu tidak benar. Meski telah diperingati, pemuda itu nekat melacak kebenarannya, yang ternyata berasal dari ayah Yoo-rin.
Mengancam kalau bakal membawa Yoo-rin ke Amerika dengan paksa didepan Gong-chan, Jeong-woo bertemu dengan Yoo-rin di tempat ia biasa merenung dan menegaskan keinginan. Dengan tenang, gadis itu menolak dan mengaku tidak bakal meninggalkan sisi Gong-chan kecuali diiminta oleh pemuda itu.
Ketika sampai di rumah, Jeong-woo dan Yoo-rin berpapasan dengan Seo-hyoon yang sengaja datang. Merasa serba salah, wajah Yoo-rin langsung berubah saat sang rival menyebut telah mengetahui kebohongannya. Gadis itu kuatir Seo-hyoon bakal membocorkan semuanya didepan Seol-woong, yang dapat memperburuk kondisi pria setengah baya tersebut.
Kemarahan dan dendam Seo-hyoon makin memuncak saat tahu benda yang semula diinginkannya dari Gong-chan ternyata sengaja dihadiahkan khusus buat Yoo-rin. Dengan suara tinggi, ia menyebut tidak akan membiarkan gadis itu lolos begitu saja. Sadar kalau 'kerusuhan' tinggal menunggu waktu, Jeong-woo yang melihat semua itu berjanji bakal melindungi Yoo-rin.
***
Dari penuturan ayah Yoo-rin (yang tentu saja identitasnya belum terbongkar), Seo-hyoon akhirnya tahu kalau sepupu yang selama ini dicari ternyata masih hidup walau tidak ketahuan ada dimana. Gadis itu sadar bahwa bila berhasil ditemukan, maka langkah Gong-chan dan Yoo-rin untuk bersatu semakin besar.Merasa hidupnya lebih bersemangat setelah mencintai Yoo-rin, Gong-chan tidak sadar kalau gadis yang dicintainya itu ternyata punya niat lain untuk menyudahi semua kebohongan dan pergi bersama Jeong-woo. Bahkan dengan lantang, pemuda itu menentang keinginan Seo-hyoon, yang berniat mengancam, untuk kembali bersama.
Namun, cinta yang begitu besar membuat Yoo-rin sulit mengutarakan keinginannya untuk menyudahi kebohongan saat makan malam bersama Gong-chan. Siapa sangka, pemuda itu malah membawa kabar baik yang membuka peluang mereka meneruskan hubungan. Di luar, Gong-chan mencium bibir Yoo-rin sehingga gadis itu kaget setengah mati.
Niat Seo-hyoon untuk menghancurkan hubungan Gong-chan dan Yoo-rin semakin kuat, ia berniat membungkam ayah Yoo-rin dan meminta pria itu tidak membongkar kenyataan sebenarnya soal sepupu Gong-chan yang masih hidup. Pelan-pelan, gadis iu telah merancang sejumlah rencana meski di sisi lain hatinya terasa sakit.
Di tengah sejumlah kemelut, Jin-shim dan Jin-kyoo mulai memikirkan kemungkinan terburuk akan apa yang bakal terjadi antara Gong-chan dan Yoo-rin. Yang satu berpikir tentang hal-hal tragis, sementara satunya lagi optimis Gong-chan dan Yoo-rin bakal bersama. Keributan keduanya terhenti oleh suara ayah Yoo-rin.
Dasar tidak bisa memegang banyak uang, pria itu mengajak putri kesayangannya makan malam. Bisa ditebak, Yoo-rin langsung curiga ayahnya telah melakukan hal-hal yang tidak berkenan. Sempat berniat menceritakan semuanya, ayah Yoo-rin teringat akan intimidasi yang pernah dilancarkan Seo-hyoon.
Di tempat lain, Jeong-woo memutuskan untuk menyudahi pertarungannya dengan Gong-chan karena ia sadar tidak bisa meraih hati Yoo-rin. Dengan jiwa besar, pemuda itu berniat melepas gadis yang dicintainya itu supaya bahagia..........setelah sebelumnya memberi kenang-kenangan untuk Gong-chan layaknya seorang 'sahabat'.
Hubungan yang menghangat juga dirasakan oleh Jin-kyoo dan sekretaris Gong-chan, yang hanya bisa tersenyum malu melihat keberanian pemuda itu. Siapa sangka, obrolan mereka tentang rencana Gong-chan dan Yoo-rin terdengar oleh Seo-hyoon, yang hatinya semakin panas.
Sumber :
http://www.indosiar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar