Melihat perkembangan yang menggembirakan, ayah Mong-ryong mengusulkan supaya Chun-hyang dan anaknya menikah namun ditolak. Gadis itu mengatakan ingin memulai semuanya dari awal, Mong-ryong hanya mengangguk-angguk mengikuti.
Setelah menemui Hak-do dan menandaskan dirinya hanya mencintai Mong-ryong, Chun-hyang didatangi oleh ayah kekasihnya. Yang menarik, disaat sama ibu Mong-ryong, yang oleh Chae-rin diyakinkan bahwa Chun-hyang berselingkuh, juga menemui putranya untuk membujuk Mong-ryong meninggalkan gadis itu.
Bertekad mencari ibu 'mertuanya', Mong-ryong malah dikerjai nenek Chun-hyang (yang jengkel cucunya diperlakukan 'buruk') yang memintanya mengerjakan setumpuk pekerjaan berat. Malamnya saat menyusul, Chun-hyang hanya bisa tersenyum melihat sang 'suami' mengeluh. Yang lebih membuat Mong-ryong kesal, keinginannya untuk berduaan mendapat hambatan dari sang nenek.
Namun saat malam, Chun-hyang mengendap keluar kamar dan menemui Mong-ryong yang sedang menyiapkan api unggun. Dibawah sinar bulan, keduanya berciuman dengan mesra (meski awalnya gugup). Hanya berselang sehari, kebahagiaan itu dirusak oleh ibu Mong-ryong, yang dengan aktingnya berhasil meyakinkan sang anak untuk pulang.
Bertekad menggunakan segala cara untuk memisahkan putranya dengan Chun-hyang, wanita setengah baya itu dan sang suami malah salah sangka mengira Chun-hyang telah hamil. Bisa ditebak, reaksi mereka (terutama ayah Mong-ryong) berubah drastis. Hal itu malah dimanfaatkan Mong-ryong untuk 'menjarah' barang-barang rumahnya.
Kebohongan tersebut tidak bertahan lama, Chun-hyang yang akhirnya tahu langsung menyantroni sang kekasih, yang saat itu berhasil membujuk sang ibu untuk membeli sebuah mobil. Bisa ditebak, pemuda itu jadi sasaran kemarahan sang ayah dan kekasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar