Didepan teman-temannya, Chun-hyang masih tetap membela Hak-do dan sempat trenyuh melihat Mong-ryong masih menyimpan gantungan pemberiannya. Teringat pada ancaman Hak-do, Chun-hyang meninggalkan ketiganya dan kembali kerumah. Saat pulang, ternyata Hak-do telah menunggunya.
Mong-ryong yang menyusul menunggu didalam kamar Chun-hyang, dan dari laci gadis itu, ia mendapatkan sejumlah barang yang membuktikan bahwa Chun-hyang sama sekali tidak pernah melupakan dirinya. Chun-hyang yang muncul bersama Hak-do kaget melihat Mong-ryong, usaha gadis itu untuk berpura-pura sudah percuma karena sang kekasih telah mengetahui segalanya.
Sadar ada sesuatu yang tidak beres, Hak-do memerintahkan asistennya untuk menyelidiki perusahaan yang ingin mengajaknya kerja sama. Mendengar Mong-ryong sedang melakukan investigasi yang bisa berhubungan dengan Hak-do, Chun-hyang memutuskan pergi ke Seoul dan membujuk pria itu karena ia tidak ingin Mong-ryong celaka.
Menginap dirumah Dan-hee, Chun-hyang menemui Hak-do, yang telah menolak tawaran kerja sama, dan meminta maaf atas semua yang terjadi. Mong-ryong sendiri dicegat ditengah jalan, namun dasar keras kepala, pria berprofesi jaksa itu ngotot ingin meneruskan penyelidikan.
Ia tidak sadar kalau musuhnya telah mempunyai senjata rahasia : rekaman saat Mong-ryong dituduh melakukan pemerkosaan. Semua itu didapat dari asisten Hak-do yang membelot, ajuhssi itu akhirnya sadar kalau dirinya telah dikhianati.
***
Saat bernegosiasi, asisten Hak-do mengkhianati majikannya dan dipaksa untuk mengeluarkan 'senjata rahasia'nya. Dalam keadaan terdesak,rekaman itu akhirnya dikirim ke kepolisian dan dilihat Mong-ryong.Tidak hanya Mong-ryong, Chun-hyang juga mendapatkan rekaman tersebut dan langsung mendatangi Hak-do. Setelah sebelumnya juga didatangi sang rival, Hak-do hanya bisa tersenyum miris saat tahu Mong-ryong dan Chun-hyang memberi jawaban sama : keduanya tidak lagi mau menuruti 'ancaman' sang ajuhssi (paman).
Bisa ditebak, bukti video tersebut dibawa ke konferensi pers untuk menjatuhkan Mong-ryong. Namun diluar di luar dugaan, ditengah persidangan Hak-do mengeluarkan video yang membuktikan 'rival'nya tidak bersalah. Meski merasa sedikit bersalah pada pria itu, Chun-hyang meneteskan air mata bahagia karena akhirnya bisa kembali bersama Mong-ryong.
Merasa dikhianati, pimpinan penjahat menculik Chun-hyang dan memaksa Hak-do menuruti kemauannya. Pria itu tidak kalah cerdik, ia merekam pembicaraan mereka sehingga polisi bisa menggulung para penjahat. Saat hendak diselamatkan, Chun-hyang tergelincir dan jatuh dari puncak gedung.
Melihat kekasihnya jatuh, Mong-ryong langsung lompat menyusul. Beruntung, keduanya jatuh di bantal pengaman sehingga tidak cedera. Sempat 'berulah' keesokan harinya, Chun-hyang terkejut ketika Mong-ryong menciumnya, dan langsung mengiyakan ketika dilamar.
Di hari pernikahan masalah kembali terjadi, mobil yang membawa Mong-ryong mengalami kemacetan sehingga Chun-hyang marah-marah. Terpaksa, jaksa itu harus lari sekuat tenaga sampai gereja. Di pintu, keduanya sempat bertengkar lebih dulu sebelum mengucapkan janji setia (setelah 10 tahun menempuh lika-liku) untuk semakin menguatkan cinta mereka.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar