Berdasarkan buku harian peninggalan Min-joo, Bok-gu akhirnya mulai tahu apa yang terjadi antara Min-joo dan Eun-seok, namun ia tidak tahu kalau biang keladi dari semua itu adalah ibu tiri Eun-seok. Demi melampiaskan kesedihan dan kemarahannya, Eun-seok menggunakan waktu luangnya dengan menembaki boneka di taman ria.
Ketika sedang menjalani sesi pemotretan, pandangan Bok-gu membuat Eun-seok gugup sehingga ia nyaris terjatuh dari atas gedung. Beruntung, sang pengawal menyelamatkannya di saat-saat akhir. Konflik batin langsung dirasakan pria itu, yang sempat berniat melepaskan pegangannya sehingga Eun-seok jatuh dan tewas.
Niat tersebut memang akhirnya diurungkan, sebagai gantinya ia langsung berlari ke rumah sakit karena mendengar pembicaraan soal kondisi Min-joo. Apa yang ditakutkan Bok-gu nyaris menjadi kenyataan, untungnya nyawa sang kakak masih sempat tertolong meski kejadian itu sempat membuat pria tersebut meneteskan air mata.
Di rumahnya, Eun-seok yang tidak tahu apa yang telah terjadi terus membayangkan sosok Bok-gu lewat boneka yang dimenanginya lewat permainan ketangkasan. Oleh rekannya, Bok-gu sendiri diperingati bahwa aksinya bersama Eun-seok bakal membuat Da-jeong marah, namun ia tetap acuh.
Bukan hanya Bok-gu, Da-jeong juga ternyata mengalami masalah lain yang menyangkut keluarganya. Hal ini tentu saja berbeda 180 derajat dari ibu tiri Eun-seok, yang merasa hidupnya berada di puncak tanpa tahu dua sahabatnya sedang berusaha mempengaruhinya demi kepentingan mereka.
Hatinya semakin berbunga-bunga ketika tahu Joon-seong datang untuk menemui putrinya. Dengan wajah ramah, wanita setengah baya itu menyuruh pria itu langsung masuk ke kamar Eun-seok. Sambil tersenyum, Joon-seong memandangi Eun-seok yang masih tidur sambil memeluk boneka yang baru didapatnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar