Sinopsis Sorry, I Love You
Episode 10
Mendengar cerita Moo-hyeok yang menyebut dirinya, yang diadopsi di Australia, dan sang kakak ditelantarkan, Eun-chae dengan iba menduga bahwa orang tua pria itu pasti sangat miskin. Ia tidak sadar kalau wanita yang dimaksud justru adalah Deul-hee ibu Yune.
Kepergian Eun-chae membuat Yune sedih dan berusaha mencari tahu lewat ibu gadis itu, namun Hye-sook langsung marah-marah dan menyebut bahwa tindakan sang putri adalah supaya Yune bisa hidup bahagia bersama Min-joo.
Hadirnya Eun-chae dalam kehidupan Moo-hyeok, yang berhasil membujuk gadis itu untuk sementara tinggal di Korea, membuat segalanya menjadi berbeda. Apalagi, gadis itu sangat perhatian terhadap siapapun, ia bahkan tidak segan mengurus Seo-kyung yang sikapnya seperti anak kecil dan memarahi Moo-hyeok yang memperlakukan sang kakak dengan buruk.
Eun-chae rupanya tidak tanggung-tanggung, keesokan harinya ia menemani Seo-kyung dan Dal-chi berjualan. Moo-hyeok yang kebetulan melintas hanya bisa tersenyum melihat antusiasme Eun-chae yang begitu tinggi. Belakangan, gadis itu mengajak Seo-kyung ke salon dan mentraktirnya seharian.
Hiburan terakhir ketiganya (bersama Dal-chi) berakhir di sebuah tempat karaoke di malam harinya, dan kepribadian Eun-chae yang hangat membuat Moo-hyeok, yang belakangan menyusul, meminta waktu untuk bicara empat mata dengan gadis itu.
Dengan wajah sendunya, Moo-hyeok memohon Eun-chae untuk tidak pergi ke Afrika alias tetap di Korea untuk tinggal bersamanya dan merawat sang kakak dan putranya. Dengan wajah bingung, Eun-chae menanyakan kemana pria itu akan pergi karena ucapannya seolah mengesankan perpisahan.
Tentu saja pertanyaan itu tidak dijawab Moo-hyeok, Eun-chae yang maklum meminta ijin untuk memeluk pria itu karena dikesempatan terakhir saat Moo-hyeok membutuhkan pelukan ia menolak. Sambil memeluk, dengan lembut Moo-hyeok menciumnya, kali ini tanpa perlawanan dari Eun-chae.
Setelah kejadian itu, Eun-chae tidak dapat tidur dan dibalik selimutnya (di hadapan Seo-kyung), ia terus memegangi bibirnya yang masih terasa hangat. Paginya saat berjualan, Eun-chae tiba-tiba teringat dengan kedua orangtuanya dan memutuskan menelepon untuk menanyakan keadaan mereka. Saat kembali, Moo-hyeok ternyata telah ada di tempat berjualan.
Mata Moo-hyeok tidak bisa lepas dari Eun-chae, sambil membatin ia menyebut bakal melupakan semua dendam dan meminta pada Tuhan waktu lebih lama untuk bisa bersama gadis yang dicintainya tersebut. Ternyata, diam-diam Eun-chae juga merasakan hal yang sama.
Kepergian Eun-chae membuat Yune sedih dan berusaha mencari tahu lewat ibu gadis itu, namun Hye-sook langsung marah-marah dan menyebut bahwa tindakan sang putri adalah supaya Yune bisa hidup bahagia bersama Min-joo.
Hadirnya Eun-chae dalam kehidupan Moo-hyeok, yang berhasil membujuk gadis itu untuk sementara tinggal di Korea, membuat segalanya menjadi berbeda. Apalagi, gadis itu sangat perhatian terhadap siapapun, ia bahkan tidak segan mengurus Seo-kyung yang sikapnya seperti anak kecil dan memarahi Moo-hyeok yang memperlakukan sang kakak dengan buruk.
Eun-chae rupanya tidak tanggung-tanggung, keesokan harinya ia menemani Seo-kyung dan Dal-chi berjualan. Moo-hyeok yang kebetulan melintas hanya bisa tersenyum melihat antusiasme Eun-chae yang begitu tinggi. Belakangan, gadis itu mengajak Seo-kyung ke salon dan mentraktirnya seharian.
Hiburan terakhir ketiganya (bersama Dal-chi) berakhir di sebuah tempat karaoke di malam harinya, dan kepribadian Eun-chae yang hangat membuat Moo-hyeok, yang belakangan menyusul, meminta waktu untuk bicara empat mata dengan gadis itu.
Dengan wajah sendunya, Moo-hyeok memohon Eun-chae untuk tidak pergi ke Afrika alias tetap di Korea untuk tinggal bersamanya dan merawat sang kakak dan putranya. Dengan wajah bingung, Eun-chae menanyakan kemana pria itu akan pergi karena ucapannya seolah mengesankan perpisahan.
Tentu saja pertanyaan itu tidak dijawab Moo-hyeok, Eun-chae yang maklum meminta ijin untuk memeluk pria itu karena dikesempatan terakhir saat Moo-hyeok membutuhkan pelukan ia menolak. Sambil memeluk, dengan lembut Moo-hyeok menciumnya, kali ini tanpa perlawanan dari Eun-chae.
Setelah kejadian itu, Eun-chae tidak dapat tidur dan dibalik selimutnya (di hadapan Seo-kyung), ia terus memegangi bibirnya yang masih terasa hangat. Paginya saat berjualan, Eun-chae tiba-tiba teringat dengan kedua orangtuanya dan memutuskan menelepon untuk menanyakan keadaan mereka. Saat kembali, Moo-hyeok ternyata telah ada di tempat berjualan.
Mata Moo-hyeok tidak bisa lepas dari Eun-chae, sambil membatin ia menyebut bakal melupakan semua dendam dan meminta pada Tuhan waktu lebih lama untuk bisa bersama gadis yang dicintainya tersebut. Ternyata, diam-diam Eun-chae juga merasakan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar