
Untuk menenangkan keadaan karena keduanya sudah mulai saling teriak, Min-hyuk mengalihkan pembicaraan dan mengajak Young-jae berbicara diluar. Kepada pria itu, Min-hyuk menawarkan untuk mencari tempat tinggal baru dengan alasan tidak suka Young-jae terus berada didekat gadis yang disukainya. Tidak hanya itu, Min-hyuk juga mengaku telah menyampaikan lamaran pada Ji-eun.
Saat mengobrol di meja makan, ucapan Min-hyuk terus terngiang di kepala Young-jae sehingga ia kembali berkata kasar pada Ji-eun. Belakangan suaranya merendah, dan berusaha membangkitkan semangat Ji-eun dengan mengatakan bahwa hidup dengan Min-hyuk pasti membuat gadis itu bahagia.
Ketika pagi tiba, Young-jae telah pergi dan hanya meninggalkan pesan di lemari es. Kepergiannya membuat hati Ji-eun terasa kosong, ia baru sadar kalau tidak bisa hidup tanpa pria itu. Ji-eun menemui Min-hyuk dan meminta eksekutif muda tersebut untuk tidak menunggunya lagi karena hatinya hanya untuk Young-jae.
Siapa sangka, malamnya Young-jae telah kembali berada di Full House. Kepada Ji-eun, ia mengaku semula berencana melepas gadis itu kepada Min-hyuk namun hatinya tidak mampu. Young-jae juga mengutarakan seluruh isi hatinya, menunjukkan cincin, dan melamar Ji-eun.
Terkejut dengan kejadian tak terduga tersebut, Ji-eun berusaha menutupinya dengan meminta waktu seminggu (yang kemudian berubah menjadi tiga hari) untuk mempertimbangkan. Namun Young-jae tetap Young-jae, ia hanya memberi batas waktu hingga pagi hari dan sebelum pergi mengomeli Ji-eun yang tidak membersihkan rumah.
Keesokan harinya keduanya kembali bertengkar karena Young-jae tanpa sengaja menghilangkan naskah yang diketik Ji-eun semalaman. Saat dimaki, Ji-eun membalas dengan mengatakan tidak akan menerima lamaran pria itu sehingga Young-jae mati kutu. Keadaan malah berbalik, Young-jae terpaksa menuruti semua permintaan Ji-eun supaya bisa terus berdekatan dengan gadis itu.
Sambil membersihkan rumah, Young-jae berusaha meyakinkan Ji-eun untuk menerima lamarannya namun gadis itu malah mempermainkannya dan mengatakan bahwa posisi Young-jae lebih baik sebagai teman…..atau pembantu.
***

Sempat tidak menanggapi ajakan itu, pesan yang ditulis Young-jae di pintu lemari es menyadarkan Ji-eun. Sambil memaki sang suami dengan sebutan pria aneh, gadis itu pergi ke tempat yang diminta. Disana Young-jae yang menunggu (sambil berlatih cara melamar yang baik) gugup ketika Ji-eun menggodanya. Setelah menyerahkan bunga, ia nyaris ngeloyor pergi kalau tidak ditahan.
Usai bermain ski es, dimana kali ini Young-jae berhasil mengimbangi Ji-eun, pria itu dengan takut-takut menyatakan perasaan cinta, namun suaranya ditelan oleh bunyi mesin tempat ski es. Akibatnya, Young-jae pulang dengan uring-uringan meski Ji-eun berusaha menghiburnya dengan minta maaf.
Akibat berada di hawa dingin dalam waktu cukup lama, paginya Young-jae sakit panas. Meski berusaha menutupi dan mengajak Ji-eun jalan-jalan (supaya tidak bertemu Min-hyuk, pria itu akhirnya ambruk dan dirawat dengan telaten oleh Ji-eun. Saat bangun beberapa jam kemudian, Young-jae kembali marah-marah.
Lagi-lagi Ji-eun berhasil menenangkan pria itu dengan mengajaknya kemping di kebun rumah. Young-jae kembali menyatakan niatnya untuk menikahi Ji-eun, yang langsung ditimpali gadis itu sehingga sempat terjadi perdebatan kecil. Ji-eun menunjukkan cincin pernikahan mereka, begitu pula dengan Young-jae.
Setelah mengucapkan maaf karena kerap mengatai gadis itu sebagai burung bodoh, Young-jae akhirnya bisa mengucapkan kalimat yang selama ini ditunggu-tunggu Ji-eun : Aku mencintaimu. Dengan mata berkaca-kaca, Ji-eun mencium bibir Young-jae dengan lembut. Pria itu juga melakukan hal sama, dan keduanya tertidur hingga pagi tiba.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Young-jae dan Ji-eun kembali menjadi suami-istri dan karya keduanya sukses besar. Dong-wook dan Hee-jin ikut andil dengan menjajakan buku karangan Ji-eun. Saat konferensi pers, Young-jae tidak lupa mengucapkan terima kasih pada si burung bodoh, yang membuat pers yang hadir bingung. Dari belakang, Min-hyuk yang menyertainya tertawa lebar.
Hubungan Min-hyuk dan Hae-won semakin dekat, keduanya pun kembali menjalin persahabatan akrab dengan pasangan Young-jae dan Ji-eun. Meski terkenal, kedua suami-istri ini tidak berubah. Setelah melalui pertengkaran, berbaikan, dan pertengkaran lagi, keduanya mengisi hari-hari depan dengan saling bergandengan tangan dan senyuman.
TAMAT
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar