Suk Bung jongkok di depan Presiden Lee Jong Heon. Ia membuka kancing bajunya. Presdir terlihat ketakutan (Pasti Presdir mikir Suk Bong yang nggak2 neh). Ia membuka bajunya untuk memperlihatkan kalung miliknya. Tapi kalung itu tidak ada. Suk Bong meraba lehernya yang kosong. Ia mulai panik. Kalungnya hilang. Suk Bong mencari-cari dilantai. Bahkan dengan kurang ajarnya dia mulai mengaduk-aduk bathub. Presdir sampai tergelincir dan berteriak marah sambil melemparkan busa ke wajah Suk Bong (wkwkwk...lucu banget).
Para bodyguard menyeret Suk Bong dengan paksa. Presdir marah besar. Suk Bong berusaha menjelaskan tentang kalungnya yang telah hilang. Presdir tak mau mendengar omong kosong itu. Ia minta dipanggilkan polisi. Suk Bong teringat Shin Mi pernah melihat kalung itu sebelumnya dan mengatakannya pada Presdir. Beruntung Shin Mi datang dan bilang ia pernah melihat kalung itu.
Para bodyguard menyeret Suk Bong dengan paksa. Presdir marah besar. Suk Bong berusaha menjelaskan tentang kalungnya yang telah hilang. Presdir tak mau mendengar omong kosong itu. Ia minta dipanggilkan polisi. Suk Bong teringat Shin Mi pernah melihat kalung itu sebelumnya dan mengatakannya pada Presdir. Beruntung Shin Mi datang dan bilang ia pernah melihat kalung itu.
Woon Suk datang menemuinya ayahnya. Mereka berbincang sebentar. Direktur Choo mendapat telepon dan bergegas pergi. Syalnya ketinggalan. Woon Suk mengejarnya. Dari belakang tak sengaja ia mendengar ayahnya berbicara ditelepon mengenai Suk Bong dan anehnya ia tak boleh tahu masalah ini.
Woon Suk cakep juga |
"Anggap saja kalung itu masih ada. Apa yang harus ku lihat?" tanya Presdir.
"Lambang kalung itu. Aku pernah melihatnya di ruangan Presiden. Lambang di amplop itu sama dengan yang ada di kalungku."
Presdir terkejut. Tapi ia tak mau percaya begitu saja. Ia ingin melihatnya sendiri dan meminta Suk Bong membawakan kalung itu padanya.
Suk Bong kembali memeriksa lehernya. Ia teringat kalung itu pasti terjatuh saat ia berkelahi dengan Jong Shil di tempat pemancingan ikan. Ia menyalahkan Shin Mi.
Di luar Shin Mi menawarkan ganti rugi atas kehilangan kalung itu. Ia menganggap ganti rugi dengan uang saja pasti sudah cukup untuk kalung yang tak berharga itu. Suk Bong marah.
"Jika tidak tahu jangan bicara sembarangan!" hardik Suk Bong. Shin Mi hendak membantah, tapi Suk Bong menempelkan telunjuknya di bibir Shin Mi. Shin Mi menepisnya.
"Kalung itu adalah pemberian dari ayahku. Bagiku kalung itu sebagai pengganti dari ayahku." Lalu Suk Bong pergi. Shin Mi cuma tertegun.
Suk Bong menelepon tempat pemancingan ikan menanyakan tentang kalungnya. Ia memberitahu ciri-ciri fisik kalungnya dengan jelas dan berharap ada yang menemukannya disana. Shin Mi menyusulnya dengan mobil. Ia mengklakson, tapi Suk Bong cuek. Kemudian Shin Mi menghalangi jalan Suk Bong. Suk Bong kesal menutup teleponnya. Shin Mi mengajak Suk Bong naik dan akan membantu Suk Bong mencari kalungnya. Suk Bong menolak dengan mengatakan akan mencari kalung itu sendirian. Shin Mi penasaran sebenarnya ada hubungan apa kalung itu dengan ayahnya. Suk Bong jelas menolak memberitahunya.
Tae Hee datang menemui Woon Suk. Ia marah karena Woon Suk membantu Shin Mi mendapatkan kaset rekaman video itu. Woon Suk menegaskan selamanya ia akan berada di pihak Shin Mi dan terang-terangan akan menentangnya jika Tae Hee berbuat seperti ini lagi (mungkin usaha Tae Hee untuk menjatuhkan Shin Mi). Tae Hee marah. Ia siap mengibarkan bendera permusuhan dengan Woon Suk.
Tae Hee pulang. Di dalam mobilnya ia berteriak. Mobil berhenti dan Tae Hee turun dari mobil dan muntah-muntah. Sekretaris Yoon cemas. Ia bilang sepertinya Woon Suk memang menyukai Shin Mi. Tae Hee tak terima dan ngomel-ngomel pada Sekretaris Yoon. Ia mendapat sebuah SMS dari ayahnya. Di rumah ia langsung berbicara dengan ayahnya.
Suk Bong mencari kalungnya di area pemancingan. Semua orang yang tengah memancing ditanyainya (emang enak ya kalo mancing malem2?), tapi tidak ada yang pernah melihat kalungnya. Suk Bong putus asa dan sangat sedih. Ia takut kalung itu jatuh ke kolam. Lalu ia melihat Woo Byung Do, pria yang tempo hari bertemu disana.
Ia menanyai pria itu. Byung Do hanya mengangguk, tapi menolak memberitahu dimana kalung itu sebelum dibelikan daging. Mereka bertiga ke rumah makan. Byung Do memakan daging yang dimintanya. Suk Bong dan Shin Mi menunggu dengan sabar. Membiarkan Byung makan dagingnya dulu.
Lalu Suk Bong kembali menanyakan kalungnya. Byung Do meminta dibungkuskan daging dengan daun selada. Suk Bong menuruti permintaannya dan memberikan daun selada itu padanya. Tapi Byung Do menyuruh Suk Bong memberikannya pada Shin Mi yang ia kira pacar Suk Bong. Dengan tatapan matanya Suk Bong meminta Shin Mi membuka mulut dan memasukkan daun selada itu ke mulut Shin Mi. Byung Do juga menyuruh Shin Mi gantian menyuapi Suk Bong. Shin Mi kesal. Merasa mereka berdua telah dipermainkan dan ditipu agar bisa makan daging gratis. Ia mengajak Suk Bong pergi. Byung Do dengan santainya malah minta satu porsi lagi. Shin Mi tambah kesal dan pergi. Suk Bong ragu-ragu. Kemudian ia memutuskan membelikan pria itu daging lagi dan menuliskan nomor teleponnya jika ia menemukan kalungnya. Setelah Suk Bong pergi Byung So merogoh kantongnya dan mengeluarkan kalung milik Suk Bong.
Suk Bong bertengkar dengan Shin Mi di dalam mobil. HP Shin Mi berbunyi. Shin Mi meminta tolong mengambilkannya di jok belakang. Karena Shin Mi sedang menyetir Suk Bong membantu memeganginya. Telepon itu dari Woon Suk. Suk Bong sepertinya sengaja berteriak tangannya sudah pegal. Woon Suk menyadari keberadaan seorang di samping Shin Mi dan bertanya padanya. Shin Mi menjawab jujur bersama dangan Suk Bong. Woon Suk sepertinya cemburu. Shin Mi menguap. Suk Bong melihat dan menyodorkan permen karet ke mulut Shin Mi. Shin Mi nggak mau disuapi Suk Bong lagi. Ia mengambil dengan tangannya dan menyuapkan sendiri ke mulutnya. Tiba-tiba Suk Bong berteriak saat mobil mereka hampir bertabrakan dengan truk. Shin Mi kaget dan mengerem mendadak. Mobil Shin Mi berhenti. Shin Mi terlihat syok. Suk Bong juga di sebelahnya, tapi sebelah tangannya terentang melindungi tubuh Shin Mi. Shin Mi sadar. Ia melihat ke arah Suk Bong dengan grogi. Suk Bong mengumpat dan mengomelinya. Suk Bong meminta tukar tempat. Ia keluar dari mobil. Tapi tanpa di duga Shin Mi tancap gas pergi meninggalkannya. Suk Bong kaget dan cuma bisa melongo.
Ia tak percaya Shin Mi benar-benar meninggalkannya di tengah jalanan yang sepi (tega bgt neh Shin Mi) dan sama sekali nggak berbalik buat mengangkut Suk Bong lagi. Suk Bong terpaksa berjalan kaki. Ia jalan sambil bernyanyi.
Tae Hee sedang merayu ayahnya untuk memutuskan kontrak kerja dengan perusahaan Frontier. Tentu saja ayahnya menolak permintaan Tae Hee. Urusan pribadi jangan dibawa-bawa dalam urusan pekerjaan. Tae Hee tak kehabisan akal. Ia memanas-manasi ayahnya bahwa Woon Suk selalu membanding-bandingakan perusahaan Bu Hoo dengan Oh Sung (mereka rival banget). Ayahnya terpancing. Ia mulai marah dianggap kalah saing dari Oh Sung.
Byung Do menelepon Suk Bong (pria ini dari pertama kali ngeliat ngeselin banget). Ia mengucapkan terimakasih pada Suk Bong. Suk Bong kembali menanyakan apakah dia sudah bisa mengingat kalungnya. Pria itu malah berkata nggak jelas lalu menutup teleponnya. (agak nggak waras nih orang).
Untuk menghilangkan stres Suk Bong minum-minum di kedai. Ia sampai pingsan. Pemilik kedai bingung. Woon Suk meneleponnya dan pemilik kedai yang mengangkat.
Shin Mi tengah berenang. Saat ia akan naik Woon Suk datang mengulurkan tangan untuknya. Mereka berbincang. Shin Mi menyinggung tentang Suk Bong yang menyalahkannya atas kehilangan kalungnya. Woon Suk malah menyindirnya. " Tapi kau tidak harus meninggalkannya di jalan, kan?"
"Bagaimana kau tahu?"
Suk Bong terbangun dari tidurnya. Ia kaget mendapati dirinya di kamar asing. Ia berjalan ke arah dapur. Disana Woon Suk tengah memasak (seneng deh liat cowok bisa masak.)
So Jung sedang berada di rumah Presdir Lee. Kang Woo meneleponnya dan memberitahu kalung Suk Bong hilang. Jadi jalan satu-satunya untuk membuktikan fakta itu dengan tes DNA. Sebenarnya ia ingin meminta tolong So Jung untuk mengambil rambut Presdir, tapi bicaranya malah berbelit-belit karena grogi. Ayah Kang Woo tidak sabar dan merebut telepon itu. Ia langsung menyuruh So Jung mencabut sehelai rambut Presdir atau bisa mencari di kamar mandi. So Jung bimbang. Ia takut ketahuan.
Sementara Shin Mi tengah sarapan bersama ayahnya. Mereka membicarakan masalah Suk Bong.
"Kenapa Suk Bong ingin sekali memperlihatkan kalung itu padamu?" tanya Shin Mi. "Sebenarnya ingin memastikan apa?"
Woon Suk selesai masak. Ia mempersilahkan Suk Bong sarapan bersamanya.
Sementara Ayah Kang Woo berusaha meneleponnya terus.
Tae Hee datang menemui Woon Suk. Ia marah karena Woon Suk membantu Shin Mi mendapatkan kaset rekaman video itu. Woon Suk menegaskan selamanya ia akan berada di pihak Shin Mi dan terang-terangan akan menentangnya jika Tae Hee berbuat seperti ini lagi (mungkin usaha Tae Hee untuk menjatuhkan Shin Mi). Tae Hee marah. Ia siap mengibarkan bendera permusuhan dengan Woon Suk.
Tae Hee pulang. Di dalam mobilnya ia berteriak. Mobil berhenti dan Tae Hee turun dari mobil dan muntah-muntah. Sekretaris Yoon cemas. Ia bilang sepertinya Woon Suk memang menyukai Shin Mi. Tae Hee tak terima dan ngomel-ngomel pada Sekretaris Yoon. Ia mendapat sebuah SMS dari ayahnya. Di rumah ia langsung berbicara dengan ayahnya.
Suk Bong mencari kalungnya di area pemancingan. Semua orang yang tengah memancing ditanyainya (emang enak ya kalo mancing malem2?), tapi tidak ada yang pernah melihat kalungnya. Suk Bong putus asa dan sangat sedih. Ia takut kalung itu jatuh ke kolam. Lalu ia melihat Woo Byung Do, pria yang tempo hari bertemu disana.
Ia menanyai pria itu. Byung Do hanya mengangguk, tapi menolak memberitahu dimana kalung itu sebelum dibelikan daging. Mereka bertiga ke rumah makan. Byung Do memakan daging yang dimintanya. Suk Bong dan Shin Mi menunggu dengan sabar. Membiarkan Byung makan dagingnya dulu.
Lalu Suk Bong kembali menanyakan kalungnya. Byung Do meminta dibungkuskan daging dengan daun selada. Suk Bong menuruti permintaannya dan memberikan daun selada itu padanya. Tapi Byung Do menyuruh Suk Bong memberikannya pada Shin Mi yang ia kira pacar Suk Bong. Dengan tatapan matanya Suk Bong meminta Shin Mi membuka mulut dan memasukkan daun selada itu ke mulut Shin Mi. Byung Do juga menyuruh Shin Mi gantian menyuapi Suk Bong. Shin Mi kesal. Merasa mereka berdua telah dipermainkan dan ditipu agar bisa makan daging gratis. Ia mengajak Suk Bong pergi. Byung Do dengan santainya malah minta satu porsi lagi. Shin Mi tambah kesal dan pergi. Suk Bong ragu-ragu. Kemudian ia memutuskan membelikan pria itu daging lagi dan menuliskan nomor teleponnya jika ia menemukan kalungnya. Setelah Suk Bong pergi Byung So merogoh kantongnya dan mengeluarkan kalung milik Suk Bong.
Suk Bong bertengkar dengan Shin Mi di dalam mobil. HP Shin Mi berbunyi. Shin Mi meminta tolong mengambilkannya di jok belakang. Karena Shin Mi sedang menyetir Suk Bong membantu memeganginya. Telepon itu dari Woon Suk. Suk Bong sepertinya sengaja berteriak tangannya sudah pegal. Woon Suk menyadari keberadaan seorang di samping Shin Mi dan bertanya padanya. Shin Mi menjawab jujur bersama dangan Suk Bong. Woon Suk sepertinya cemburu. Shin Mi menguap. Suk Bong melihat dan menyodorkan permen karet ke mulut Shin Mi. Shin Mi nggak mau disuapi Suk Bong lagi. Ia mengambil dengan tangannya dan menyuapkan sendiri ke mulutnya. Tiba-tiba Suk Bong berteriak saat mobil mereka hampir bertabrakan dengan truk. Shin Mi kaget dan mengerem mendadak. Mobil Shin Mi berhenti. Shin Mi terlihat syok. Suk Bong juga di sebelahnya, tapi sebelah tangannya terentang melindungi tubuh Shin Mi. Shin Mi sadar. Ia melihat ke arah Suk Bong dengan grogi. Suk Bong mengumpat dan mengomelinya. Suk Bong meminta tukar tempat. Ia keluar dari mobil. Tapi tanpa di duga Shin Mi tancap gas pergi meninggalkannya. Suk Bong kaget dan cuma bisa melongo.
ini nih jalan yang harus dilalui Suk Bong. |
Tae Hee sedang merayu ayahnya untuk memutuskan kontrak kerja dengan perusahaan Frontier. Tentu saja ayahnya menolak permintaan Tae Hee. Urusan pribadi jangan dibawa-bawa dalam urusan pekerjaan. Tae Hee tak kehabisan akal. Ia memanas-manasi ayahnya bahwa Woon Suk selalu membanding-bandingakan perusahaan Bu Hoo dengan Oh Sung (mereka rival banget). Ayahnya terpancing. Ia mulai marah dianggap kalah saing dari Oh Sung.
Byung Do menelepon Suk Bong (pria ini dari pertama kali ngeliat ngeselin banget). Ia mengucapkan terimakasih pada Suk Bong. Suk Bong kembali menanyakan apakah dia sudah bisa mengingat kalungnya. Pria itu malah berkata nggak jelas lalu menutup teleponnya. (agak nggak waras nih orang).
Untuk menghilangkan stres Suk Bong minum-minum di kedai. Ia sampai pingsan. Pemilik kedai bingung. Woon Suk meneleponnya dan pemilik kedai yang mengangkat.
Shin Mi tengah berenang. Saat ia akan naik Woon Suk datang mengulurkan tangan untuknya. Mereka berbincang. Shin Mi menyinggung tentang Suk Bong yang menyalahkannya atas kehilangan kalungnya. Woon Suk malah menyindirnya. " Tapi kau tidak harus meninggalkannya di jalan, kan?"
"Bagaimana kau tahu?"
Suk Bong terbangun dari tidurnya. Ia kaget mendapati dirinya di kamar asing. Ia berjalan ke arah dapur. Disana Woon Suk tengah memasak (seneng deh liat cowok bisa masak.)
So Jung sedang berada di rumah Presdir Lee. Kang Woo meneleponnya dan memberitahu kalung Suk Bong hilang. Jadi jalan satu-satunya untuk membuktikan fakta itu dengan tes DNA. Sebenarnya ia ingin meminta tolong So Jung untuk mengambil rambut Presdir, tapi bicaranya malah berbelit-belit karena grogi. Ayah Kang Woo tidak sabar dan merebut telepon itu. Ia langsung menyuruh So Jung mencabut sehelai rambut Presdir atau bisa mencari di kamar mandi. So Jung bimbang. Ia takut ketahuan.
Sementara Shin Mi tengah sarapan bersama ayahnya. Mereka membicarakan masalah Suk Bong.
"Kenapa Suk Bong ingin sekali memperlihatkan kalung itu padamu?" tanya Shin Mi. "Sebenarnya ingin memastikan apa?"
Woon Suk selesai masak. Ia mempersilahkan Suk Bong sarapan bersamanya.
Woon Suk keliatan cakep kalo lagi serius. |
So Jung mengambil pilihan kedua. Diam-diam masuk ke kamar Presdir dan menyelinap ke kamar mandi mulai mencari rambut Presdir di saluran air. Ia juga memeriksa bathub, tapi tak menemukan apa-apa disana. Kemudian ia melihat sandal Presdir dan akhirnya menemukan yang dicarinya. So Jung mencabut sehelai rambut yang menempel disandal itu. Ia senang, tapi tiba-tiba mengernyit melihat rambut yang berwarna putih itu. Ia menelepon ayah Kang Woo menanyakan apakah rambut uban bisa di gunakan. Di luar ia mendengar suara Shin Mi. Cepat-cepat ia bersembunyi di dekat shower. Presdir masuk ke kamar mandi diikuti oleh Shin Mi. Presdir minta Shin Mi membantu menyemir rambutnya. Shin Mi yang berpikiran praktis menyuruh ke salon saja. Presdir tersinggung. Sepertinya Shin Mi melupakan sesuatu. Shin Mi terus saja bertanya mengapa ia harus menyemir rambut ayahnya. Presdir tak mau menjawab dan pergi keluar. Shin Mi juga hendak keluar jika saja ponsel So Jung tidak berbunyi. Shin Mi menahan langkahnya. Mencari asal suara itu dan menemukan So Jung sedang bersembunyi.
"Han So Jung...!!" seru Shin Mi. So Jung panik dengan berteriak. Tanpa sengaja memencet shower dan menghanyutkan rambut yang dipegangnya.Sementara Ayah Kang Woo berusaha meneleponnya terus.
Shin Mi menginterogasi So Jung. So Jung menjawab dengan jujur bahwa ia sedang mencari rambut Presiden Lee. Suk Bong akan menggunakan itu untuk tes DNA
Woon Suk mengajak Suk Bong balap motor. Mereka masing-masing naik motor balap menyusuri jalanan (Keren banget liat mereka berdua. Jadi pengen di boncengin).
Suk Bong mendapat telepon dari Shin Mi. Woon Suk terkejut saat tahu yang menelepon Shin Mi. Cemburu kali ya? (Duh, Shin Mi beruntung banget seh disukai sama dua orang ganteng).
Mereka berhenti di pinggir jalan. Sebuah bola basket menggelinding ke arah mereka. Di seberang mereka sekelompok anak meminta bola mereka. Lalu Woon Suk mengajak Suk Bong taruhan bermain basket. Mereka bermain dengan gembira. Suk Bong menang dan mendapat uang taruhan. Setelah itu mereka melepas lelah dengan rebahan di atas rumput. Suk Bong sudah merasa lebih baik. Ia berterimakasih pada Woon Suk. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Direktur Lee Shin Mi.
Suk Bong datang ke hotel. Ia menghadap Shin Mi di kantornya. Shin bertanya tentang ayah Suk Bong yang selama ini dicarinya. Tanpa berbelit-belit ia bilang apakah ada kemungkinan bahwa ayahnya adalah ayah kandung Suk Bong. Suk Bong jelas terkejut mendengar pernyataan Shin Mi. Ternyata Suk Bong sama sekali tak mengetahui masalah tes DNA itu. Kayaknya semua atas inisiatif dari Kang Woo dan ayahnya yang ingin membantunya. Shin Mi masih tak percaya dengan fakta ini. Ia masih menganggap Suk Bong seorang penipu yang menginginkan uangnya. Ia memanggil Ketua Yoo dan menyuruhnya menyelidiki latar belakang Suk Bong sampai detail. Suk Bong berdiri mendekat ke arah Shin Mi.
"Tolong jangan selidiki mengenai kankerku?
Suk Bong kembali ke rencananya semula untuk mengambil sampel rambut Presiden Lee. Ia mengajak Kang Woo mengikuti Presdir ke sebuah acara pertemuan para konglomerat. Disana sudah ada Boo Kwi Ho ayah Tae yang bertemu dengan Presdir di luar gedung. Kedua rival bertemu dan saling menatap sinis. Kang Woo menawarkan dirinya untuk mengambil rambut Presdir dengan berpura-pura gila. Suk Bong melarang. Ia takut ketahuan dan Kang Woo bisa dipecat. Suk Bong bilang dirinyalah yang harus melakukan ini. Ia keluar dari mobil.
begini nih kalo musuh bebuyutan ketemu. |
Di rumah Shin Mi menggeledah ruang kerja ayahnya. Kayaknya ia mencari ampolp surat yang diceritakan oleh Suk Bong. Ia mencoba membuka brankas, tapi gagal dengan kode passwordnya. Ia mencoba membuka dengan password hari ulang tahunnya. Berhasil. Ia menarik lacinya dan menemukan sebuah amplop surat dengan lambang yang sama seperti kalung milik Suk Bong. Ia menariknya keluar dan membaca isi surat itu. Surat itu adalah surat cinta. Kayaknya surat cinta ayahnya untuk selingkuhannya (apa mungkin ibu Suk Bong?). Shin Mi menangis membaca itu. Ia merasa di khianati.
Nenek tua sangat senang bertemu Suk Bong. Ia mengusap pipi Suk Bong dengan sayang. Nenek itu tahu aja muka yang bening. Terbukti saat Kang Woo memprkenalkan diri, nenek itu terlihat acuh. Wkwkwk. Putra nenek itu. Kalau nggak salah namanya Direktur Wang. Ia menanyakan maksud kedatangan Suk Bong dan menawarkan bantuan. Suk Bong tidak melewatkan kesempatan ini dan dengan jujur bilang ia ingin mengambil sehelai rambut Presdir Lee.
Pertemuan itu adalah untuk merayakan ulang tahun Direktur Wang. Semua memberi hadiah kecuali Presdir Lee (bwahaha dasar nggak ayah nggak anaknya sama2 pliiit...). Untuk menahan gengsinya Presdir Lee menawarkan hadiah apa yang mereka inginkan. Nenek langsung menjawab rambut Presiden. Presdir langsung cemberut. Direktur Wang mengalihkannya dengan bilang kalau nenek sangat menyukai permainan adu rambut.
Di luar Suk Bong sudah menunggu. Ia sangat senang saat nenek berhasil membawakan sehelai rambut Presdir untuknya. Nenek juga tampaknya sangat senang bisa membantu Suk Bong.Suk Bong hati-hati memasukkan rambut Presdir ke dalan plastik. Kemudian ia membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan tes DNA.
Keluarga Kang Woo sedang makan malam dan membahas Suk Bong yang kemungkinan adalah putra dari Oh Sung Group. Kang Sook (adik Kang Woo) merasa takut Suk Bong tidak mau melihatnya lagi jika sudah jadi orang kaya. Ayah menyuruhnya berbaik hati padanya. Ibu malah memarahi ayah yang terkesan merestui putrinya pacaran dengan orang yang terkena kanker payudara. Kang Woo tersedak saat mendengar keluarganya sudah tahu mengenai kanker Suk Bong.
Suk Bong tengah di lantai atas memandang langit dalam diam. Tiba-tiba Shin Mi datang. Dia meracau tak jelas. Ia kecewa ayahnya memilki selingkugan dan mengkhianati ibunya. Suk Bong tahu Shin Mi sedang mabuk dan menyuruhnya pulang.Suk Bong pergi ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA. Dokter datang membawa file dan menyerahkan pada Suk Bong. Kang Woo meminta Suk Bong cepat membuka file itu. Ia menutup matanya karena tegang. Suk Bong membukanya dan membaca hasil tes yang menunjukkan 99.99 persen hubungan kandung.
Sumber :
LANJUT SAMA TAMAT DONK PLIS !!
BalasHapus