Setelah Tak Goo dan Man Hee ketahuan mencuri, Il Jong menyuruh Seung Jae melapor polisi, ia kemudian masuk ke pabrik. Sedangkan ayah Man Hee sangat menyesali kejadian ini, Tak Goo berpikir sejenak kemudian memanggil Il Jong dan berlari menghadangnya. Tak Goo berlutut dihadapan Il Jong dan meminta maaf. Il Jong bertanya mengapa ia harus memaafkan Tak Goo (Il Jong belum tahu ni anak namanya Tak Goo). Tak Goo berpikir sejenak, “Aku mengatakan yang sebenarnya, kami masih terlalu muda untuk dibawa ke polisi bukan? saat ini adalah masanya kami dapat tumbuh berkembang, tidak dapatkah kau memaafkanku sekali saja? Jika kau memaafkan aku, aku bersumpah atas nama ibuku tidak akan melakukannya lagi”. Kata Tak Goo. “itu tak cukup, kau berani untuk mencari roti tapi kau takut untuk bertanggung jawab atas kesalahanmu” kata Il Jong, sementara itu Ma Joon tersenyum senang. “Jika kau tidak punya banyak keberanian, maka hanya sedikit alasan untuk memaafkanmu” kata Il jong santai. Il Jong meninggalkan Tak Goo yang masih berlutut. Sementara itu Tak Goo hanya diam,dia mengepalkan tangannya.
Disebuah kedai, Mi Sun diperingatkan oleh pemilik kedai bahwa kerjaannya tidak memenuhi harapan, Mi Sun meminta maaf. Tiba-tiba Yu Kyung pulang dan hanya melewati mereka berdua. Pemilik kedai menegur Yu Kyung. “Hei, jika kau melihat orang kau harus memberi salam” katanya. Yu Kyung berhenti dan memberi salam Mi sun. Ketika Yu Kyung masuk kamar, Mi Sun melihat bekas luka yang ada di kaki Yu Kyung namun pemilik kedai tidak peduli. Pemilik kedai memberikan uang gaji lebih pada Mi sun, ia pulang dengan senang.
Mi sun pulang dengan berseri-seri karena ia punya uang untuk bayar sewa rumah. Di depan rumah ia bertemu ibu Man Hee. Mi Sun menyodorkan uang kepada ibu Man Hee untuk membayar sewa rumah namun ibu Man Hee menolak karena ada masalah besar. Mi Sun bingung, ia mengikuti ibu Man Hee yang terlihat cemas.
Sesampainya di kantor polisi, Mi Sun kaget karena Tak Goo ada disana. “Mengapa kau disini? Apa yang kau lakukan?” Tanya Mi Sun marah. “Ia pergi ke pabrik roti dan mencuri roti” kata polisi. Mendengar hal itu Mi Sun lemas, sedangkan ibu Man He memarahi Man Hee habis-habisan “ bagaimana kau bisa melakukan itu, hanya karena ayahmu bekerja disana. Bagaimana kau bisa mencuri ditempat dimana dia bekerja? Kata ibu Man Hee sambil memukulnya. Man Hee membela diri sambil menangis, ia mengatakan Tak Goo yang memintanya karena ia ingin makan roti. Mendengar hal itu Mi Sun terkejut. Sedangkan Tak Goo menatap Man He tajam. “Mengapa kau membuatnya mencuri? Bentak Mi Sun. “Aku tidak mencuri, aku hanya benar-benar ingin makan roti itu, makanya aku membawa mereka” kata Tak Goo. Alih-alih Ibu Man He memarahi Tak Goo, dia malah dibentak Mi Sun balik, ibu Man Hee hanya bisa diam terpana. (maksudnya dia gak nyangka Mi Sun bisa gituin dia). Mi Sun mendekat ke polisi “Aku akan membayar semua roti yang ia curi, berapa harganya? Tanya Mi Sun, “Sekarang bukan masalah harga, mereka mencuri ketika presiden direktur Il Jong tiba. Ia mengatakan bahwa ia ingin mengajukan tuntutan, maka aku tidak bisa melepasakan mereka begitu saja” kata polisi. Mi Sun terpaku diam tak bisa berkata-kata.
Mi Sun pergi ke pabrik dengan tekad untuk membebaskan anaknya, setelah sampai disana tiba2 ia melihat Il Jong dan anaknya, ia sedang memberikan instruksi pada anak buahnya. Hati Mu Sun menciut, ia bersembunyi di balik dinding pabrik. Namun setelah beberapa saat ia kembali memberanikan niatnya, belum mencapai 1 langkah, ia sudah terhenti, Il Jong sudah bersiap menuju mobilnya dan parahnya disitu ada Seung Jae. Memorinya kembali teringat ketika Seung Jae mengancamnya untuk tidak menampakkan dirinya dihadapan Il Jong lagi, jika tidak ia akan mati. Mi Sun mengurungkan niatnya. Mobil Il Jong mulai bergerak, Mi Sun membalikkan tubuhnya ke tembok, Seung Jae menengok ke arah Mi Sun namun ia tidak melihat wajah Mi Sun begitu pula Il Jong yang melihat dari kaca spion.
Mi Sun pergi ke kantor polisi lagi, berhubung dari pihak pabrik tidak ada tuntutan tindak lanjut oleh sebab itu polisi membebaskan Tak Goo dan Man Hee. Mi Sun membawa Tak Goo ke toko roti. Mi Sun menyuruh Tak Goo memakan roti sepuasnya. “Tak Goo, maafkan ibu, aku bahkan tidak bisa membelikan apa yang kau inginkan karena aku begitu sibuk sehingga banyak hal yang tidak bisa ku lakukan untukmu, ibu sangat menyesal” kata Mi Sun. mendengar hal itu Tak Goo hampir menangis, “Tak Goo, tau kah kau bahwa kau sangat berharga bagiku? Meskipun orang-orang mengatakan mereka bisa memberikan segalanya itu adalah sesuatu yang tidak bisa diperdagangkan, didunia ini hanya kau satu-satunya miliku”. “Aku tahu ibu” kata Tak Goo menangis.
Ma Joon menemui neneknya. (Seperti biasa Ma Joon mau dipukul lagi kakinya, hehehe jadi keinget Eun Jo). Nenek Goo benar-benar tidak suka dengan sikap Ma Joon yang manja. Ia menceritakan perjuangan ayahnya ketika masih muda, bangun sebelum fajar, memotong kayu setelah sekolah, malamnya ia belajar. “Aku tahu itu nek, nenek sudah mengatakannya jutaan kali ”kata Ma Joon. nenek Goo mulai meninggikan suaranya “ setelah jutaan kali ku katakan namun kau tak mengerti “kata nenek. “Tidak peduli seberapa banyak yang diberikan ayahmu, jika kau tidak bisa sendiri itu percuma” kata nenek. “baiklah, berapa kali yang kau mau? Tanya nenek, “Terserah, sebanyak yang nenek inginkan” tantang Ma Joon, mendengar hal itu nenek Goo hampir shock. “Baiklah aku mengerti, semua yang kau lakukan dan katakan persis seperti ibumu” kata nenek.
Ma Joon mulai dipukul neneknya “ Sebelum kau mengatakan menyesal, aku akan memukulmu seratus kali atau sampai seribu kali” kata nenek marah. Pukulan pertama Ma Joon menjerit. Sementara itu diluar ruangan In Sook dan Seung Jae mendengarnya tidak tega. Apalagi In Sook, dia mondar madir diluar ruangan. Merasa tidak tega dengan rintihan Ma Joon, In Sook berusaha masuk namun dicegah Seung Jae. “Biarkan saja” kata Seung Jae. “Kalau kau meninggalkannya, apakah aku harus mendengar rintihannya sepanjang malam? Akau tidak bisa melakukan itu” kata In Sook. “ Jika kau masuk, ini akan memperburuk keadaan” seru Seung Jae. In Seok berusaha masuk, naman dicegah lagi oleh Seung Jae “Jika ada seseorang yang masuk, maka akulah yang akan masuk” kata Seung Jae.
Meski nenek telah memukulnya sebanyak 70 kali, dia juga belum mengatakan menyesal atas perbuatannya , sampai-sampai nenek sudah lelah, sedangkan Ma Joon hanya menangis. (aduh kasian juga nih ngeliatnya, Ma Joon terdidik menjadi anak yang keras kepala).
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, Seung Jae masuk. “Jika kau kesini untuk membelanya maka pergilah” seru nenek. “Nyonya saya hanya menghawatirkan kesehatan anda” kata Seung Jae. “Aku masih kuat memukulnya “kata nenek, mendengar hal itu tangisan Ma Joon semakin keras. (kasian plus pingin ketawa).
In Seok masuk tiba-tiba, nenek dan Seung Jae kaget. In Seok menyuruh Ma Joon pergi ke kamarnya. Nenek marah, ia tak menyangka menantunya bisa menentangnya. “Ibu berhentilah melakukan yang kau inginkan” teriak In Sook. Nenek shock mendengar hal itu. “Ma Joon adalah cucu yang kau inginkan, mengapa kau begitu kejam padanya”seru In Sook. “Buat apa kau melahirkan seorang anak bila kau tidak mendidiknya secara benar, jika kau mendidiknya dengan benar hal ini tidak akan terjadi” sindir nenek. “Ibu, jujur saja kau masih membenciku kan? Karena aku menyingkirkan Mi Sun. dan ibu masih mengharapkan anak Mi Sun. Apakah itu sebabnya kau memperlakukan Ma Joon seperti itu, ibu mana yang sanggup melihat anaknya dipukul, ini membuatku gila” teriak In Sook kasar. Nenek sudah tidak sanggup lagi mendengar perkataan In Sook, ia mengusirnya dari kamar.
In Sook keluar dari kamar nenek, hatinya sepertinya lega telah mengatakan semuanya dan seperti biasa ketika In Sook merasa terpojok atau stress, pasti larinya ke minuman. Sementara itu dikamarnya nenek masih shock atas apa yang didengar dari mulut menantunya.
Dikamar Ma Joon, Seung Jae membantu Ma Joon mengoleskan krim. “Mengapa kau begitu keras kepala? Kau hanya harus bilang menyesal” kata Seung Jae. “Aku berharap nenek tidak ada” kata Ma Joon sambil merintih kesakitan. “Jangan khawatir nenek tidak akan menyentuhmu ketika kau dewasa” seru Seung Jae menenangkan. “Namun dia hanya membenciku” teriak Ma Joon. “Jangan khawatir, kau hanya harus berpikir sesuatu yangbesar dan mimpi yang besar” kata Seung Jae. “Aku akan membuatmu lebih besar dari ayahmu”. “Kau hanya sekretaris, bagaimana bisa kau melakukan itu? Seru Ma Joon. Seung Jae mendekat ke arah Ma Joon. “Aku bahkan siap menjadi orang yang rela mati untukmu, ingat itu” ungkap Seung Jae.
Sementara itu, Tak Goo tidak bisa tidur. Kata-kata Il Jong selalu terngiang di telinganya (Jika kau berani mencuri seharusnya kau berani untuk bertanggung jawab, jika kau adalah pengecut maka aku tidak akan memaafkanmu).
Keesokan harinya, Man Hee dan Tak Goo bersiap ke sekolah, ketika mereka sudah pergi ibu Man Hee mengatakan pada Mi Sun untuk pindah pada akhir bulan. Sementara itu diluar pagar rumah Man He meminta maaf pada Tak Goo atas kejadian pencurian itu (karena Man Hee nuduh Tak Goo yang nyuruh) namun Tak Goo tidak mendengarkannya. Mendengar Ibu Man Hee mengusirnya, Mi Sun mulai mencari akal seperti membayar uang sewa bulanan terus membantu ibu Man He mencuci pakaian. Mi Sun mengatakan untuk memaafkannya sekali ini saja bila kejadian ini terulang ibu Man Hee tidak perlu mengusirnya, dia akan pergi mengepak tasnya. Ketika Mi Sun keluar, ia kaget karena Tak Goo masih belum berangkat (Tak Goo mendengar semua pembicaraan ibu Man Hee dan ibunya). Tak Goo sangat sedih.
Sepanjang jalan menuju sekolah, Tak Goo memikirkan ibunya ketika meminta maaf kepada ibu Man Hee karena ulahnya. Sementara itu dipinggir jalan ada tukang rosok yang dengan promosi (hehe kok ngomongnya promosi sih,,ya pokoknya dia bilang “dibeli rosoknya, dibeli rosoknya sambil teriak ). Tak Goo mengampiri tukang rosok dan mengatakan “Jika aku membawa beberapa barang akankah kau membayarku?...
Akhirnya Tak Goo mulai mengumpulkan barang-barang bekas, setoran pertama ia mendapat uang, dari jarak jauh Man Hee melihatnya. Tak Goo mencari bahan bekas sampai larut malam dan hujan-hujanan, sampai-sampai Tak Goo tidur dikelas dan akhirnya dimarahi gurunya. Setelah pulang sekolah Tak Goo lagi-lagi langsung pergi untuk mengumpulkan barang bekas. Ia bertemu teman-temannya dijalan. Dan semua temannya memberikan barang perabot rumah tangga bekas pada Tak Goo. Sementara itu ibu Man Hee mencari baskomnya yang hilang. (hahaha Ma He lucu, gara-gara merasa bersalah pada Tak Goo akhirnya dia ngambil baskom ibunya buat dijual Tak Goo). Kedua kalinya Tak Goo mendapat uang. Semua teman-temannya senang melihatnya.
Dibawah pohon mereka menghitung uang yang berhasil mereka kumpulkan. “Uang ini untuk apa Tak Goo?” Tanya Man Hee. “Aku akan menggunakannya untuk mengembalikan martabatku dan ibuku” kata Tak Goo. Tak Goo mengajak temannya pergi namun belum 2 langkah Tak Goo langsung lari bersembunyi dibalik pohon, ternyata Yu Kyung sedang lewat. Melihat hal itu teman-temannya heran. (hehehe si Tak Goo deg-degan klo ketemu Yu Kyung). Temannya perlahan mulai memahami kalau Tak Goo menyukai gadis itu. Namun kata Man Hee, ibunya melarang berteman dengan anak yang bapaknya penjual anggur dan ibunya sebagai penghibur. Tak Goo menjawab bahwa cinta tidak peduli akan itu semua. Manusia sejati tidak akan melihat latar belakang seseorang. Dengan serentak teman-temannya mengatakan “Cieee,,,,” (ckkckc anak-anak yang sangat lucu).
Sesampainya dirumah Yu Kyung seperti biasa melihat ibunya sedang menemani pria hidung belang sambil bernyanyi. Kemudian Yu Kyung masuk kamar mengendap-ngendap agar tidak ketahuan ayahnya yang sedang tidur.
Tak Goo mendatangi presdir Il Jong dan memberi salam. Ayah Man Hee menyuruhnya keluar namun ia menolaknya. “Bukankah kau yang mencuri roti?” Tanya Il Jong, “Aku bukan pencuri tapi aku Kim Tak Goo” jawab Tak Goo. “Baiklah apa yang kau inginkan? Tanya presdir. Tak Goo mengeluarkan uang dan memberikannya pada presdir sebagai ganti harga roti yang telah ia ambil. “Kau mengatakan aku mempunyai keberanian mencuri namun tidak mempunyai keberanian untuk bertanggung jawab bukan? Jujur saja itu membuatku malu sampai-sampai aku tak bisa tidur, jadi aku menjual barang-barang bekas untuk membayar harga roti, aku tahan bila lapar tapi tidak tahan bila malu, jadi terimalah uang ini.” Seru Tak Goo tegas. Mendengar hal itu presir tertawa. “Kau benar-benar lucu” kata Il Jong sambil tertawa. Apa tujuanmu? Tanya Il Jong. “Jika kau tak percaya aku adalah siswa SD Shin Dong kelas 5 SD dan namaku Kim Tak Goo, Tak artinya (High) dan Goo artinya (save). Mendengar hal itu Il Joong langsung pucat, memorinya teringat ketika ia mengatakan itu pada Mi Sun. akhirnya perdir menerima uangnya dan menyuruh Tak Goo untuk melupakan kata-kata itu. Tak Goo sangat senang mendengar hal itu, ia pulang dengan kepala terangkat. Sebagai gantinya Il Jong memperintahkan anak buahnya untuk mengirimkan roti ke sekolah Tak Goo.
Dikelas Tak Goo sangat ramai. Para siswa senang karena mendapat kiriman roti, ibu guru mengatakan untuk bersyukur dan makan bersama atas hadiah yang diberikan presdir untuk Tak Goo . Teman-temannya memberi tepuk tangan untuk Tak Goo.
Sementara itu Ma Joon kesal karena ayahnya begitu baik kepada anak bodoh itu.(Tak Goo maksudnya). “Mengapa kau begitu khawatir? Tanya Seung Jae. “Semenjak aku lahir aku belum pernah melihat ayah seperti itu, bahkan ayah tersenyum. Apa yang tidak bisa aku lakukan, ia bisa melakukannya” kata Ma Joon.
Mi Sun akhirnya tahu kalau Tak Goo menemui presdir lagi. Mi Sun terlihat tidak senang. “Ibu aku tak bisa hanya menghindar dan tidak melakukaan apapun” seru Tak Goo. Jadi itulah sebabnya aku menjual barang bekas untuk membayar roti kata Tak Goo. “Apa yang dia katakan?tanya Mi Sun. “Dia mengatakan aku pemberani” seru Tak Goo sambil tersenyum. Mi Sun terlihat hampir menangis. “Tak Goo jangan pernah ke pabrik lagi, presdir sangat sibuk jadi kau jangan mengganggunya” ucap Mi Sun. “Baiklah ibu, aku mengerti. Aku akan menjadi seseorang yang besar seperti presdir dan akan membelikan ibu baju yang cantik” kata Tak Goo. Mendengar hal itu Mi Sun keluar karena tak tahan untuk menahan tangisnya.
Dari kejauhan Seung Jae mengamati Mi Sun, ternyata Seung Jae ingin memastikan apakah Tak Goo adalah anak Mi Sun dan ternyata benar, Seung Jae terpana ketika melihat Mi Sun.
Ternyata yang memberi perintah adalah presdir, namun Seung Jae melaporkan hal sebaliknya, ia mengatakan itu bukanlah Mi Sun dan anaknya. (pingin aku getok ni orang, gak tau terima kasih). Namun sepertinya presdir masih tidak percaya.
Disungai Tak Goo melihat Yu Kyung sedang membersihkan hidungnya yang berdarah. Tak Goo mendekati Yu Kyung dan melihat memar-memar ditangan Yu Kyung. “siapa yang melakukan itu?tanya Tak Goo. Namun Yu Kyung tidak menjawab dan meninggalkan Tak Goo. Namun ternyata tas Yu Kyung ketinggalan. Tak Goo mengejar Yu Kyung “Katakan siapa yang melakukan itu? Tanya Tak Goo, “Jika kukatakan apa yang akan kau lakukan?” Tanya Yu Kyung. “Katakan padaku apa yang harus aku lakukan, memukulnya 1, 2 atau 3 kali? Tanya Tak Goo sambil tersenyum. “Bunuh dia” perintah Yu Kyung. Sontak Tak Goo terkejut. “Maaf, Aku tidak tahu bagaimana cara membunuh, siapapun itu tapi biarkan aku membuatmu tertawa. Tak Goo kemudian bernyanyi dan memperagakan tariannya, alih2 membuat Yu Kyung tertawa, Yu Kyung malah diam aja, tersenyumpun tidak. (menurutku nyanyiannya aneh, gak lucu sama sekali, ya pantes aja Yu Kyung gak ketawa)
Melihat Yu Kyung yang sama sekali tidak tertawa membuat Tak Goo kikuk. Akhirnya ia pergi meninggalkan Yu Kyung, baru beberapa langkah Tak Goo mengangkat kakinya dan (preeeeeeettt). Tak Goo kentut, melihat hal itu Yu Kyung ingin tertawa namun ia tahan. “Kau tertawa bukan? Kata Tak Goo. Dan sekali lagi preeeettt, Tak Goo kentut lagi (dasar gak sopan ni anak). Senyum Yu Kyung semakin mengembang. “Aku sudah sekelas denganmu selama 6 bulan namun baru kali ini aku melihat senyumu” seru Tak Goo senang. Kemudian Tak Goo pamit.
Tiba2 ayah Yu Kyung muncul dibelakangnya. Yu Kyung kaget.”Apa kau suka dia? Apa kau tau seperti apa ibunya? Tanya ayah Yu Kyung sambil melihat Tak Goo. Ayah Yu Kyung menyeret Yu Kyung sedangkan Yu Kyung memohon meminta maaf.
Sementara itu Tak Goo melihat kejadian itu dari jarak jauh. Ketika ayah Yu Kyung hendak memukul Yu Kyung, Tak Goo mencegahnya, namun sayang malah Tak Goo yang akan dipukul, Tak Goo menghindar dan berlari diantara tiang2 yang diatasnya ada tumbukan batu bata. Ayah Yu Kyung mengejar, karena tubuhnya besar ia menyenggol tiang, walhasil semua tumpukan bata menjatuhinya. Ayah Yu Kyung pingsan.
Sementara itu Mi Sun pulang membawa ikan yang ia beli dari pasar. Ketika hendak masuk rumah betapa terkejutnya dia ketika Seung Jae ada didepan rumahnya.
Tak Goo dan Yu Kyung terkejut atas kejadian tersebut. Tak Goo mendekati ayah Yu Kyung yang sedang pingsan. Tak Goo berusaha membangunkan ayah Yu Kyung namun tak ada jawaban.Tak Goo menyuruh Yu Kyung untuk meminta bantuan namun Yu Kyung menolak, ia malah mengajak Tak Goo kabur. Tiba2 ayah Yu Kyung memeganga tangan Tak Goo, Tak Goo sangat terkejut, dia berusaha melepaskan tangannya.
Ditepi sungai, Seung Jae dan Mi Sun bertemu. “Sudah 12 tahun kita tidak bertemu, anakmu terlihat cerdas”kata Seung Jae. Seung Jae menunduh Mi Sun bahwa ia telah merencanakan pertemuan Tak Goo dengan presdir. Jelas saja Mi Sun menjawab tidak, itu hanya kebetulan. Namun Seung Jae tak lantas percaya, setelah kejadian beberapa hari ini ia mengganggap itu semua rencana Mi Sun. Seung Jae menarik kerah Mi Sun “Sudah ku katakan jangan memperlihatkan wajahmu padaku dan presdir, apa kau ingin tau apa yang akan aku lakukan? Seru Seung Jae. “Aku tak akan bisa menjagamu, apapun yang terjadi kepadamu itu terserah kamu, semua pilihan terserah kau.” Kata Seung Jae sambil meninggalkan Mi Sun.
Mi Sun gugup, ia pulang kerumah. Ia mencari Tak Goo, takut bila terjadi sesuatu dengannya, namun Mi Sun tidak menemukannya. Ia mencari Tak Goo keluar rumah namun ia tidak menemukannya. Mi Sun menangis.
Tak Goo dan Yu Kyung bersembunyi sampai malam. “Apa kau tidak lapar?”Tanya Tak Goo, Yu kyung mengangguk. Tiba2 perut Tak Goo berbunyi, dia malu terhadap Yu Kyung. “Pulanglah, aku juga akan pulang” seru Yu Kyung. Tak Goo menawarkan Yu Kyung untuk tinggal ditempatnya, karena ia khawatir Yu Kyung akan di pukul lagi, namun Yu Kyung menolak. Sebelum pulang, Yu Kyung meminta Tak Goo untuk memperagakan nyanyian dan tariannya sekali lagi..(hahaha lucu).
Di tengah pasar, Tak Goo bertemu ibunya. Mi Sun sangat cemas. Ia melihat keadaan Tak Goo. Sementara itu diarah kejauhan Seung Jae melihat mereka dari dalam mobil.
Yu Kyung ke kantor polisi namun ia tidak masuk,ia hanya memandanginya dari jarak jauh berharap polisi membantunya ketika ayahnya memukulnya. Dari arah belakang ayah Yu Kyung datang. Ia bertanya siapa nama anak yang berani melawannya. Namun Yu Kyung berpura2 tidak tahu.
Sesampainya dirumah, Mi Sun bergegas untuk mengepaki barangnya. Dengan gugup ia mulai memasukkan pakaian2 mereka kedalam tas. Tak Goo dibuat bingung olehnya. “Ibu apa kita melakukan sesuatu yang salah?”Tanya Tak Goo. “Mengapa kita harus seperti ini terus”. Mi Sun mulai memarahi Tak Goo karena ia mulai banyak Tanya. “Aku tak mau pergi, aku lebih suka disini. Mengapa setiap aku sudah memliki teman kita harus pindah? Sampai kapan kita hidup begini bu? Aku benci jika selalu melarikan diri, aku tak mau ”kata Tak Goo balik marah kemudian keluar kamar.
Sementara itu dirumah Yu Kyung, ia sedih melihat keadaan kelurganya seperti itu, bapaknya pemabuk, ibunya wanita penghibur. Ia pun bernyanyi seperti nyanyian Tak Goo dengan nada sedih. (syair nyanyiannya seperti ini mian klo salah translate : Lepas pantai Incheon, kau mungkin akan menemukan soda, namun jika kau tidak memiliki cangkir, maka kau tak akan dapat meminumnya sama sekali). Sementara itu Tak Goo pun merasa sedih, sama hal yang dilakukan Yu Kyung, ia pun bernyanyi dengan nada sedih. ia hanya dapat memandang bintang di luar rumah. Didalam rumah Mi Sun hanya bisa mengangis.
Masih terjadi perang dingin antara In Sook dan mertuanya. Sampai2 nenek tidak mau makan bersama In Sook ia pun meninggalkan ruang makan dengan alasan percernakannya tidak sehat. In Sook mengatakan pada Il Jong bahwa pesta ulang tahunnya akan dilaksanakan besok ditaman rumah, namun IlJong tidak menyambut baik.ia malah meninggalkan ruang makan untuk menlihat keadaan ibunya.
Sambil melihat Tak Goo tidur. Mi Sun mulai memikirkan kata2 Tak Goo “ Ya kau memang benar Tak Goo, kau punya kehidupan sendiri” seru Mi Sun sambil menyelimuti Tak Goo.
Esok harinya Mi Sun berdandan sangat rapi dan cantik. Ia kemudian membangunkan Tak Goo. Tak Goo sangat terkejut dengan penampilan ibunya. Mi Sun mengatakan mereka tidak akan lari, namun akan pergi ke suatu tempat.
Sementara itu dirumah keluarga Goo, perayaan ulang tahun Il Jong telah dimulai, banyak para tamu undangan yang datang. Sementara itu nenek Goo merasakan firasat yang membuatnya merasa gugup dan sesak. Tak Goo dan ibunya sampai di rumah Il Jong. Tak Goo terkagum2 melihat rumah yang sangat begitu besar. “Ibu rumah siapa ini?”Tanya Tak Goo. “Rumah ayahmu” jawab Mi Sun. mendengar hal itu Tak Goo sangat terkejut. Mi Sun membawa Tak Goo masuk namun dihalangi para penjaga karena Mi Sun tidak bawa undangan. Mi Sun meminta untuk bertemu dengan presdir Il Jong. Alih2 lapor ke Il Jong, para penjaga malah lapor ama Han Seung Jae. Mendengar laporan itu Seung Jae sangat terkejut kemudian ia menemui Mu Sun. Seung Jae berusaha mengusir Mi Sun dan mulai mengancamnya. Namun sayang ancaman itu tidak mempan (kasih sayang seorang ibu bisa menjadi sbuah kekuatan untuk menghadapi apapun).
Mi Sun berusaha masuk, namun dihalangi. Seung Jae memerintahkan petugas untuk membawa Mi Sun pergi. Mi Sun diseret keluar. Namun tidak dengan Tak Goo. Tak Goo lepas dari perhatian Seung Jae. Ia pun berlari kedalam rumah sambil memanggil nama Presdir. “Predisen, tolong kami” teriak Tak Goo sambil berlari. Sementara itu Seung Jae baru sadar dan turut mengejarnya. Namun suara Tak Goo sudah terdengar oleh presdir dan seluruh para tamu undangan termasuk In Sook dan Ma Joon.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar